lpmalmizan.com – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tasawuf dan Psikoterapi IAIN Pekalongan menggelar webinar nasional dengan tema “Smiling Depression: ‘i’m oke but i’m not oke” melalui zoom meeting. Dalam webinar ini membahas tentang pemahaman mengenai depresi, smiling depression, dan pandangan mengenai depresi ala islam. Sabtu, (21/8)
Izza Himawati, selaku pemateri webinar menjelaskan definisi dari smilling depresion yang sering terjadi pada individu. smilling depresion atau bisa disebut dengan senyuman depresi merupakan kondisi dimana istilah untuk menggambarkan seseorang yang terlihat bahagia dan tersenyum setiap saat, tetapi sebenarnya mengalami depresi. Meskipun depresi belum dikategorikan sebagai gangguan mental, namun depresi masih menjadi salah satu kondisi kejiwaan yang memiliki angka yang cukup tinggi di Indonesia.
“Depresi bentuk dari ketidaksehatan mental, karena peneyabab awal dari kematian dan bunuh diri adalah depresi,” ujarnya.
Beliau menganalogikan kondisi smilling depresion seperti suara sirine mall yang sedang terbakar.
Dimana saat seseorang sedang berjalan-jalan di mall lalu tiba-tiba terbakar, sirine akan berbunyi begitu kencangnya. Akibatnya pengunjung akan lari berhamburan keluar dengan keadaan panik. Namun, jika sirine kebakaran diganti dengan lagu dangdut justru kondisi yang terjadi akan jauh berbeda. Hal ini disebabkan karena sirine dapat berdampak pada kepekaan individu.
Menurutnya ada dua tipe individu ketika berhadapan dengan suatu masalah, yaitu orang yg terlalu berlebihan dan orang yang menanggapi masalah dengan santai. ”Deprsesi terjadi karena tanggapan individu saat menerima masalah terlalu berlebihan,” paparnya.
Gejala-gejala Smiling Depression yang sering terjadi diantaranya yaitu afeksi dan emosi berkurang,berat badan berubah drastis, kesulitan tidur, kesulitan konsentrasi, sering merasa cemas,sedih, fikiran kosong, merasa bahwa diri penuh dengan kesalahan, kehilangan semangat dalam semua aktifitas, merasa lelah meski tak melakukan aktifitas, kehilangan nafsu makan atau bahkan ingin makan terus menerus, dan kerap berfikir tentang kematian.
Adapun terjadinya Smiling Depression bukan tanpa sebab, Smiling Depression dapat terjadi saat individu terikat oleh budaya yang sudah mendarah daging dalam masyarakat, contohnya seperti tidak mau menjadi beban dalam keluarga, ingin menunjukan kebahagiaan, atau menuruti harapan lingkungan.
Hal lain yang menjadi salah keyakinan adalah anggapan bahwa bahagia merupakan sebuah kebaikan sedangkan depresi dinilai sebagai keburukan. Adanya toxic/ false support dan efek media sosial juga menjadi sebab seseorang menjadi tertutup dengan kelemahan sendiri serta dukungan yang diberikan tidak sesuai yang diharapkan dengan membandingkan kondisi kesedihan seseorang dengan orang lain.
Mengatasi depresi juga bisa dibantu dengan beberapa cara. Contohnya self Awerenes atau kesiapan individu pada peristiwa yang terjadi dilingkungan, self regulation, kecakapan untuk melakukan kontrol dalam fikiran, prilaku dan emosi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan situasi dan yang terakhir piritual atau keyakinan pada perlindungan Allah bahwa semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.
“Segala hal dalam hidup adalah hadiah dari Allah jadi, mari perbaiki konsep iman,” tuturnya.
Yulianti selaku pemateri kedua di webinar juga menjelaskan cara praktis untuk self healing atau penyembuhan depresi dengan diri sendiri untuk bangkit dari derita yang sedang dihadapi. Pertama, beriman dengan cara sempurna dengan meningkatkan ketakwaan pada sang khaliq dan muhasabah diri, menanamkan prespektif diri bahwa segala hal adalah taqdir bagaimanapun bentuknya sehingga kita dapat lebih menerima kondisi diri. Kedua, mengetahui seumber hasutan dan kejelekan. Ketiga tidak putus asa.
”Sesunggunya kesusahan dan kesulitan adalah fitrah yang diberi tuhan,” ujarnya.
Yulianti juga memaparkan self healing bisa dilakukan dengan menulis jurnal, merencanakan dan mengatur waktu denganbaik, berpartisipasi dalam kegiatan yang mampu memanage stres ,keliling dengan teman dan keluarga daripada mengisolasi diri, melakukan teknik relaksasi pernapasan dengan buterflay hug
Tak hanya menerangkan saja, namun peserta webinar juga beberapa kali diajak mempraktikan gerakan-gerakan self healing yang bisa menjadi gambaran peserta dan bisa dipraktikan untuk menghindari depresi.
Penulis : Ismutik
Editor : Siti Nur Eliza