lpmalmizan – Tidak adanya lahan parkir tetap di IAIN Pekalongan mengakibatkan area kosong dan ‘bunderan’ digunakan sebagai lahan parkir tambahan. Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Umum IAIN Pekalongan, Saiful Anam, M.A. mengungkapkan bahwa lahan yang saat ini digunakan mahasiswa adalah lahan parkir sementara.
“Sebetulnya itu bukan tempat parkir. Jadi di kampus Kajen itu belum ada lahan untuk parkir. Adanya itu halaman, dan kita memanfaatkan halaman kosong,” ujarnya ketika ditanya mengenai luas lahan parkir (19/5).
Menurutnya lahan yang tersedia sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan parkir seluruh mahasiswa, “Jumlah mahasiswa yang kuliah pada pembelajaran tatap muka (PTM) 100% sekitar 10.000. Tentu kalau satu mahasiswa menggunakan satu motor, katakanlah 70% saja, berarti ada 7.000 motor. Sehingga memang tempatnya itu sangat terbatas. Maka untuk bisa dimaklumi, karena itu bukan tidak bisa menata, tetapi karena areanya yang tidak mencukupi,” tuturnya kembali.
Terbatasnya area untuk parkir mengakibatkan mahasiswa kesulitan mencari tempat parkir. Sani, salah satu mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) mengalami kesulitan dalam memarkirkan kendaraannya. Ia mengaku sampai berkeliling dua kali hanya untuk mencari tempat parkir.
“Kalau mencari tempat parkir kesulitan mas, tadi sempet muter-muter gedung FTIK juga kan, cari tempat parkir yang kosong, dan Alhamdulillah nemu tapi sebelumnya sempat parkir di gedung terpadu,” ujar Sani.
Tidak jauh berbeda dengan Sani, Dina – mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) mengungkapkan bahwa kapasitas tempat parkir saat ini memang kurang memadai. Ditambah lagi dengan banyaknya mahasiswa yang mengendarai motor tanpa berboncengan, menyebabkan jumlah kendaraan bermotor membludak.
“Nah untuk PTM 100% ini kan jumlah motor membludak ya, karena mayoritas satu orang satu motor. Hanya beberapa yang boncengan, jadi kan lebih banyak motornya. Menurut saya, parkirannya kurang memadai, sampai dari fakultas lain parkir di bunderan. Meluas semua,” terang Dina.
Penanganan terhadap tempat parkir di masa PTM 100% ini tidak berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh Rohadi selaku tim keamanan IAIN Pekalongan, bahwa pengelolaan lahan parkir menyesuaikan tempat, menunggu pembangunan tempat parkir jadi.
“Ruang kosong buat parkir. Sementara menyesuaikan tempat. Menunggu pembangunan lahan parkir,” ucap Rohadi.
Selain kapasitas parkir yang kurang memadai, kenyamanan tempat parkir juga menjadi harapan mahasiswa. Seperti yang diungkapkan oleh Dina, “Harapannya, kampus memberikan fasilitas parkiran yang memadai dan kalau bisa ada atapnya. Jadi ngga panas gitu,” ujar Dina.
Menanggapi persoalan tempat parkir, Anam menyampaikan bahwa IAIN Pekolangan sudah mengajukan proposal ke Kementerian Agama terkait dengan pembangunan gedung parkir terpadu. Lokasi pembangunan gedung parkir terpadu tersebut berada di sebelah Gedung Perkuliahan Terpadu.
“Kita sudah mengusulkan ke Kementrian Agama di Jakarta untuk usul pembangunan gedung parkir, itu sudah ada planning,” ucap Anam.
Penulis: Aisa Khumairoh
Tim Liputan: Rudi Abidin, Nanda Nisrina
Editor: Erna Hidayah