Pekalongan – Ada angin segar baru untuk penikmat wisata alam di Kabupaten Pekalongan, yaitu Curug Madu Resmi. Curug (re; air terjun) ini baru diresmikan pada bulan Februari 2017 kemarin. Pesona alamnya yang memanjakan mata dan mampu menyegarkan otak yang penat membuat LPM Al-Mizan penasaran untuk langsung mendatangi wisata tersebut.
Angin pagi menemani langkah LPM Al-Mizan pagi itu (31/12/2017). Bertolak dari kota pekalongan, kami melaju motor dengan kecepatan sedang, tak perlu waktu yang lama, cukup satu jam perjalanan kami sampai di Curug Madu Resmi Desa Lemah Abang, kecamatan Doro kabupaten Pekalongan. Akses menuju curug cukup mudah, jalan yang kita lalui juga sudah halus tanpa lubang dan banyak pula petunjuk arah untuk menuju wisata tersebut. Jadi para wisatawan tidak perlu khawatir tersesat.
Sampai di lokasi, ada petugas loket yang siap melayani para pengunjung. Suasana wisata terlihat sangat ramai dengan berjejernya sepeda motor dan mobil di hadapan kami, maklum akhir tahun kami kesana. Tiket sudah ditangan dengan bermodalkan Rp.10.000,- kami sudah dapat tiket untuk masuk dua wisata, yaitu curug madu dan bukit gambaran. Selain untuk masuk dua wisata, tiket kami juga dapat ditukarkan untuk mendapat air mineral botol. Wah perhatian ya petugas wisatanya ngasih minuman hehe…
Kami penasaran dengan asal usul wisata dan bagaimana perkembanganya, sehingga kami mewawancarai beberapa petugas di wisata tersebut. Syafi’i dan Kiswono petugas loket menuturkan wisata curug Madu ini dibangun dengan iuran swadaya masyarakat dan di prakarsai oleh pemuda-pemuda Lemah Abang. Petugas pengelola berjumlah empat puluh lima orang dan semuanya adalah pemuda lokal dari desa tersebut.
Sayang sekali saat itu LPM Al-Mizan tidak dapat menemui sesepuh desa Lemah Abang karena masih ada ksibukan. Sesepuh desa tersebut adalah Bapak Nulyo Kamso, dimana beliaulah yang mengetahui sejarah wisata curug Madu. Dari beberapa warga, ada yang menuturkan curug Madu awalnya adalah sungai biasa yang menjadi pembuangan untuk kotoran ternak di desa. Dan beberapa tahun belakangan para pemuda desa melihat potensi untuk dibuat wisata, dan akhirnya dibuatlah wisata dengan nama Curug Madu Resmi.
Setelah masuk lokasi wisata kita akan disuguhi beberapa spot foto ciamik. Yang pertama kami menyambangi Bukit Gambaran. Tidak jauh dari parkiran, hanya berjarak 25 meter jalan kaki. Sampai disana ada 4 gardu pandang untuk spot foto para wisatawan. Setiap garu pandang memiliki tingkat pemandangan dan sensasi masing-masing. Diantaranya ada yang berbentuk rumah dan ada pula yang berbentuk pintu dan jendela.
Gardu pandang berpapasan langsung dengan hutan alam terbuka Doro. Terlihat pohon-pohon rindang berdampingan dengan gradasi warna biru laut diatas pepohonan membuat mata kami tak henti memandang. Cocok sekali duduk diatas gardu pandang berteman segelas kopi yang panas. Selain gardu pandang, ada pula permainan untuk melatih keseimbangan seperti jembatan gantung, bola layang dan rumah hobbit yang cantik untuk mengisi galeri foto teman-teman. Sayangnya bukit gambaran kurang lengkapnya sarana dan prasarana, tidak ada tempat sampah maupun toilet untuk pengunjung. Sehingga beberapa pengunjung mengeluhkan hal tersebut.
Setelah puas berfoto di bukit gambaran kami memasuki wisata curug madu. Mata kami disuguhkan air jernih yang mengalir memasuki bebatuan yang dipayungi pepohonan rindang. Terlihat pengunjung mandi dan bermain air dengan asyiknya. Untuk menuju curug, kita harus menuruni tangga yang cukup curam dan licin, jadi pengunjung harus berhati-hati. Ketinggian curuk berkisar 15 meter, dan kedalamanya satu meter setara pinggang orang dewasa.
Terlihat banyak sekali pengunjung yang menyempatkan mandi dan menggelar karpet untuk sekedar menikmati pemandangan alam. Di wisata tersebut juga berjejeran warung yang menjajakan mie, bakso, dan makanan ringan cocok untuk mengganjal perut yang keroncongan sehabis mandi dan berenang di curug. Gardu-gardu untuk duduk, toilet dan mushola sudah tertata rapi diwisata tersebut, lengkap dengan bebrapa tempat sampah.
Setiap bulan terjual 3000 tiket masuk wisata tersebut sehingga tak heran kalau hari itu sesak sekali dengan pengunjung, karena bertepatan libur akhir tahun dan libur semester. Pengunjung yng hadir di dominasi keluarga yang memang mengajak anak-anaknya untuk lebih dekat dengan alam. Seperti Diandra pengunjung dari Krapyak Kota Pekalongan, memilih wisata Curug Madu untuk mengealkan anaknya dengan alam.
Wisatawan yang hadir di dominasi warga Kabupaten Pekalongan, kota Pekalongan dan Batang. Dengan tiket yang tergolong murah, dan tempat yang cantik untuk hunting foto Curug Madu recommended sekali untuk tempat berlibur. Sekedar menyegarkan otak, meringankan langkah kaki bermain air, atau berenang dan merasakan sensasi guyuran air yang jatuh di wajah kita. Wisata Curug Madu bisa sekalian mampir pula di saung Durian, ada empat saung kebun durian yang bisa teman-teman coba legitnya durian montong asli Doro. Bisa buat oleh-oleh keluarga tercinta di rumah atau dimakan bersama-sama di gardu yang sudah disiapkan dilokasi.
Raudhotul Janah dan Fatoni Prabowo Habibi