Hayo ngaku siapa di sini yang suka nggak enakan untuk menolak ajakan orang lain? Saya, saya, saya. Tapi itu dulu ya sekarang mah udah nggak mau lagi kayak gitu. Nah, tahu nggak sih sikap selalu nggak enak sama orang lain itu istilahnya apa? So, people pleaser merupakan sebuah istilah yang menggambarkan seseorang yang selalu ingin menyenangkan semua orang. People pleaser ini cenderung ingin memenuhi ekspektasi orang lain meskipun dia harus mengorbankan dirinya sendiri.
Tidak jarang juga, mereka yang menjadi people pleaser akan menomorsekiankan urusan pribadinya. Selain itu, salah satu alasan seseorang menjadi people pleaser adalah agar selalu dianggap menjadi orang baik. Padalah, menjadi orang baik tidak sama dengan menjadi people pleaser. Nah, setelah mengetahui apa itu people pleaser, apakah Anda juga termasuk seorang people pleaser? Jika iya, please stop menjadi people pleaser sekarang juga! Ingat ya, perasaan orang lain bukan tanggung jawab Anda.
Tidak bisa dipungkiri memang, untuk stop menjadi people pleaser itu sangat susah. Bahkan saya sendiri dulu adalah orang yang sangat teramat menjadi people pleaser. Namun, kini saya beruntung, sudah tidak jadi people pleaser lagi. Adapun cara yang cukup membantu saya untuk stop menjadi people pleaser adalah dengan menerapkan prinsip dalam berbagai buku. Adapun 3 buku yang paling membantu saya adalah sebagai berikut:
- Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
“Bodo amat” memang prinsip hidup yang sulit diterapkan oleh Anda yang people pleaser. Namun, begitu Anda membaca buku karya Mark Manson ini saya yakin Anda akan mengetahui batasan “kepedulian” Anda. Yap, sekali lagi buku ini akan mencuci otak Anda untuk bersikap bodo amat. Terdapat beberapa seni bodo amat dalam buku ini yang pertama adalah seni bodo amat bukan berarti memiliki sikap yang acuh tak acuh, namun mengerti mana yang menjadi tanggung jawab Anda dan mana yang bukan.
Kedua, seni bodo amat di sini adalah sikap untuk bisa bilang “bodo amat” terhadap kesusahan dan harus segera peduli dengan sesuatu yang lebih penting dari itu. Ketiga, seni yang diajarkan dalam buku ini merupakan kumpulan dari kisah nyata tokoh-tokoh tertentu yang diceritakan dalam buku ini, (sekali lagi) untuk bersikap bodo amat demi kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat. Bisa dikatakan pula dalam buku ini akan membantu Anda untuk menyelamatkan diri dari dunia dan lingkaran setan. Karena pada hakikatnya apabila Anda terlalu berlebihan untuk memperhatikan sesuatu maka bisa-bisa hidup Anda sendiri yang akan kacau.
Jangan kaget apabila Anda banyak menemukan kata-kata atau bahasa yang frontal ketika membacanya, karena menurut saya buku ini didesain dan layak dibaca untuk orang people pleaser semacam Anda. Oh, iya sebenarnya buku ini adalah buku terjemahan. Apabila Anda nyaman untuk membaca dalam bahasa aslinya buku ini berjudul The Subtle Art Of Not Giving F*ck. Silakan segera baca buku ini sesuai dengan kenyamanan preferensi bahasa Anda
.
- Filosofi Teras
Sebelum Anda over thinking dengan judul dan isi bukunya please stop it, buku ini tidak semumet yang Anda bayangkan. Iya, meskipun ini beraliran filsafat kuno stoisisme, namun Henry Manampiring ini menyajikannya dengan bahasa yang lebih kekinian dan lebih ringan. Jika Anda mengira saya sedang merayu Anda untuk membaca bukunya, ya Anda benar. Tetapi saya bisa membuktikan kalau buku ini ringan bahasanya, buktinya adalah pemberian judul “Filosofi Teras” adalah untuk memudahkan pembaca menyebutnya. Kebanyakan dari kita (termasuk saya dan Anda) sulit menyebutkan Stoisisme, sedangkan Filosofi Teras sendiri merupakan terjemahan dari “stoa”.
Adapun beberapa hal yang dapat Anda pelajari dari buku ini adalah pertama, belajar fokus untuk hal-hal yang dapat Anda kendalikan. Pelajaran ini dapat Anda baca pada bab empat, di sana akan Anda temukan prinsip dikotomi kendali (dichotomy control) dan trikotomi kendali (trichotomi control). Prinsip ini pada intinya mengajarkan bahwa dalam hidup ada yang dapat dikendalikan dan ada juga yang tidak. Adapun hal-hal yang dapat kita kendalikan adalah seperti pikiran kita, persepsi kita, dan respons kita terhadap sesuatu. Sedangkan, hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan adalah pikiran orang lain, persepsi orang lain, dan reaksi orang lain terhadap tindakan kita.
Kedua, Anda dapat mempelajari prinsip “belajar menderita” (premeditatio malorum). Ini adalah sebuah latihan yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi apes. Latihan ini harus benar-benar dilakukan dengan memaksa diri Anda untuk menderita dalam arti yang sebenarnya. Selain itu buku ini juga akan menganjurkan Anda untuk “latihan miskin” (practice poverty) secara rutin. Latihan ini dapat dilakukan dengan cara makan roti yang sudah keras dan memakai baju yang sudah lusuh nan jelek.
Ketiga, Anda akan belajar hidup selaras dengan alam (in accordance with nature) selaras dengan alam di sini adalah menggunakan akal, nalar, dan bersikap rasional. Apabila hidup tidak selaras dengan alam, maka yang ada adalah ketidakbahagiaan. Selain itu, sejatinya yang terjadi dalam hidup itu tidak ada yang “kebetulan”, semua itu ada mata rantainya. So, ngapain Anda marah-marah ketika sepatu baru Anda menginjak tai kucing? Marah-marah adalah bentuk ketidakselarasaan dengan alam. Pada intinya, konsep selaras dengan alam akan membantu Anda untuk tidak menangisi, menyesali, dan menyumpahserapahi masa lalu.
- Berani Tidak Disukai
Buku karya Ichiro Kishimi & Fumitake Koga ini berbentuk percakapan antara murid dan gurunya yaitu sang filsuf. Dalam buku ini Anda akan dibantu untuk memahami konsep mencintai diri, memaafkan diri sendiri, dan membuang hal-hal yang tidak penting untuk dipikirkan. Selain itu, Anda juga akan dibantu untuk lepas dari belenggu masa lalu, berani menentukan arah hidup, dan bebas dari beban ekspektasi orang lain. Tidak hanya itu saja, buku ini juga terdapat pandangan teori psikologi.
Beberapa hal yang dapat Anda pelajari dalam buku ini adalah pertama, hidup bukan untuk mendapat validasi dari orang lain. Menurut saya ini adalah teori yang paling menampar untuk kaum people pleaser seperti Anda. Teori ini bilang bahwa Anda tidak harus memuaskan ekspektasi semua orang, jika Anda masih tetap seperti itu maka Anda tidak akan pernah memiliki prinsip sendiri. Anda harus mempunyai prinsip walaupun penuh risiko dan tidak disukai banyak orang.
Kedua, manusia tidak dikendalikan oleh masa lalu. Anda tidak ditentukan oleh pengalaman hidup Anda, hidup Anda juga tidak ditentukan oleh pengalaman hidup Anda. Dalam buku ini menegaskan “Apa yang terjadi” tidak selalu menjadi sebuah masalah, namun “Bagaimana Anda menyikapinya” inilah yang menjadi masalah. Perlu diingat bahwa Anda tidak bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki masa itu. Namun, Anda akan dapat meraih masa depan apabila Anda tidak terbelenggu di masa lalu.
Ketiga, semua persoalan adalah tentang hubungan interpersonal yang muncul dari diri sendiri. Menurut Adler sang psikolog, kebanyakan orang merasa insecure dan tidak memiliki kelebihan apapun, selain itu juga biasanya disertai dengan kekhawatiran yang berlebihan terhadap pandangan orang lain. Perasaan yang hanya terfokus pada kelemahan diri sendiri disebut “inferior”. Nah, apabila perasaan inferior Anda ini kuat, maka Anda akan memandang diri Anda dengan negatif. Namun, menurut Adler perasaan inferior ini sebenarnya bisa dijadikan pemicu untuk bangkit menuju ke arah yang lebih baik.
Nah, itu dia buku-buku yang cocok dibaca untuk Anda yang sering nggak enakan sama orang. Let’s say good bye sama diri Anda yang “nggak enakan itu”, dan welcome hidup yang lebih bahagia dan merdeka. Anyway, selamat membaca.
Editor : Redaksi Al Mizan