lpmalmizan.com – Senin (11/04) beredar sebuah foto tulisan terpasang di samping gedung Fakultas Syariah (Fasya) IAIN Pekalongan. Namun saat dijumpai oleh kru LPM Al-Mizan di lokasi, kain dengan bertuliskan Masih Adakah Mahasiswa? #Rakyat tersebut sudah menghilang. Berbagai asumsi muncul, karena bertepatan dengan aksi demo 11 April di Jakarta. Asumsi adanya keterkaitan dengan aksi demo 11 April juga disangkutkan dengan adanya polisi yang berjaga di depan kampus 2 IAIN Pekalongan.
Saat ditemui, Rohmi Fuadi selaku Ketua Dema menegaskan bahwa di hari tersebut memang akan ada aksi. “Kita dari BEM sendiri kan memang rencana mau ada aksi hari ini, tetapi ya karena ada alasan tertentu akhirnya nggak jadi aksi.”
Rohmi menjelaskan bahwa komunikasi dengan BEM lain yang ada di Kota Pekalongan selalu terjalin. “Itupun bukan hanya dari Pekalongan, seperti aliansi mahasiswa Pekalongan,” tambahnya. Namun, ia pun tidak tahu tulisan tersebut ada keterkaitannya dengan aksi demo 11 April atau tidak.
Berbeda dengan Rohmi, Farhan Naufal selaku Ketua Sema menyatakan bahwa ia tidak tahu mengenai hal tersebut. Alasan pasti yang melatarbelakangi adanya tulisan tersebut pun menurutnya masih menyimpan ambiguitas yang tinggi. Karena pelaku pemasang tulisan tuntutan tersebut tidak ia ketahui.
“Saya baru buka HP jam 09.00 WIB, itu baru tahu ketika mendapat kiriman postingan foto tulisan tersebut dari teman. Tulisan itu ada di sekitar gedung Fasya, dan Sema sendiri nggak tahu tentang hal tersebut. Mungkin saja ada keterkaitannya dengan aksi demo 11 April,” ujarnya.
Tak hanya tulisan yang terpasang di samping gedung Fasya, kain bertuliskan Kami Dididik untuk Apatis nampak terpasang di pagar lapangan kampus. Sama seperti tulisan sebelumnya, tulisan tersebut pun akhirnya diturunkan. Menurut informasi dari mahasiswa IAIN Pekalongan yang melintasi lapangan, penurunan tulisan Kami Dididik untuk Apatis dilakukan sekitar jam 17.00 WIB oleh satpam.
Yanuar, selaku satpam yang bertugas sejak tahun 2017 mengaku tidak tahu siapa pemasang tulisan tersebut. Menurut penjelasannya saat kami temui pada Selasa (12/04), dari pihak satpam sama sekali tidak ada yang tahu.
“Masalahnya yang disalahkan itu satpam, moso satpam akeh nggak ada yang ngonangin, gitu.”
Yanuar menambahkan bahwa ia baru mendapat laporan saat pagi. Informasi yang ia dapat dari satpam yang berjaga malam, tulisan yang terletak di samping gedung Fasya telah terpasang. Adapun tulisan yang terpasang di pagar lapangan, Yanuar mengaku tidak tahu waktu kronologi pemasangannya.
“Kata satpam yang masuk hari Minggu jam 23.00 WIB yang berarti malam Senin, itu sudah terpasang. Berarti kalau nggak salah masangnya Minggu. Sabtu Minggu kan saya libur, nah hari Seninnya masuk pagi.”
Menanggapi adanya tulisan tersebut, Muhlisin selaku Wakil Rektor III Bidang Akademik dan Kemahasiswaan menganggap bahwa yang memasang tulisan tersebut adalah mahasiswa.
“Bisa jadi ini adalah mahasiswa yang idealis, pengen diskusi, bahas urusan publik, bahas urusan rakyat tapi mahasiswanya nggak sempet. Karena mahasiswanya pada kuliah.”
Karena tulisan tuntutan ditujukan pada mahasiwa IAIN Pekalongan. Muhlisin berharap dengan adanya tulisan tersebut dapat memberikan dampak yang baik bagi mahasiswa.
“Bagi kami sebagai seorang akademisi tulisan ini ya boleh-boleh saja, sah-sah saja. Sepanjang tujuannya jelas untuk apa,” jelas Muhlisin saat kami temui pada Senin (11/04).
Ia pun menganggap hal tersebut sebagai bentuk dari kegelisahan mahasiswa dan merupakan hal yang wajar. Namun, Muhlisin menyayangkan sikap pelaku yang tidak izin terlebih dahulu pada petugas. Dengan mendapat izin, kemungkinan besar tulisan tuntutan tersebut akan diletakkan di tempat yang semestinya oleh petugas dan tidak diturunkan.
“Sepanjang itu tidak mengganggu ketertiban umum, saya kira yang masang harus gentle aja. Izin ke satpam. Pak saya mau pasang ini. Jadi di kampus ini kan ada rumah tangga, ini bagaikan kalau di rumah tangga, berarti kan ada aturannya. Mau pasang selebaran apapun boleh. Sepanjang selebaran itu untuk membangkitkan motivasi belajar atau menggerakan mahasiswa, dan izin pada pihak yang berwenang.”
Hal tersebut sama seperti yang disampaikan oleh Yanuar, bahwa sebaiknya pihak yang memasang konfirmasi terlebih dahulu.
“Ya iya harusnya bilang, boleh tidaknya yang penting ada izinnya. Kita satpam kan tinggal nglaporke, contohnya mahasiswa ini, atas nama ini, KTM-nya ini, kuliah neng endi, udah izin belum. Nah dikonfirmasikan dulu, kalau belum ya nggak boleh, kalau udah ya monggo silahkan.” Hal tersebut pula yang menjadi alasan mengapa tulisan tuntutan tersebut akhirnya diturunkan.
Penulis : Rizky Rosyida
Editor : Erna Hidayah