Judul : Resign!
Penulis : Almira Bastari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 288 halaman
Tahun Terbit : 2018
e-ISBN : 978-602-038-072-8
ISBN : 978-602-038-071-1
Bermula dari iseng-iseng mencari rekomendasi novel seru di aplikasi ipusnas, saya menjumpai Resign! Untuk mendapatkan buku ini saya perlu berbulan-bulan. Dalam kurun waktu peminjaman selama 7 hari, hanya dua hari saja saya manfaatkan untuk membaca sebagian novel ini. Sisanya, bergentayangan meminta dituntaskan. Rasa penasaran akhirnya terobati setelah saya menemukan kembali novel ini di aplikasi ikaltara.
Novel metropop besutan Almira Bastari ini mengisahkan kehidupan pekerja kantor. Alranita, Carlo, Karenina, dan Andre menamai geng mereka dengan Cungpret, alias kacung kampret. Keempatnya bertaruh untuk lebih dulu resign dari kantor konsultan terbaik ketiga. Usaha untuk resign tak semudah yang dibayangkan. Tigran, bos yang irit bicara dan perfeksionis, selalu berhasil menggagalkan rencana interview kerja The Cungpret.
Alranita, alias Rara, dituntut sempurna dalam bekerja. Berkali-kali hasil kerjanya direvisi, bahkan dilempar. “Lo itu sekarang kayak zombi! Resign deh! Perempuan seumur lo itu harusnya cantik, haha-hihi, bergaul di mall, bukannya rambut digulung dan muka pucat kecapekan nggak jelas gini.” (Hal. 52) Karenina merasa prihatin dengan keadaan partnernya itu.
Status Alranita sebagai pegawai termuda di tim Tigran, akhirnya digeser oleh Sandra. Bukannya menjadi partner yang baik, Alranita justru merasa direpotkan oleh tingkah Sandra yang belum bisa beradaptasi dengan kinerja pegawai kantor yang super cepat dan serba bisa.
Sandra secara terang-terangan mengaku menyukai Tigran sejak lama. Lebih lanjut, ia menceritakan sosok Tigran. Hal itu sukses membuat The Cungpret melongo. Tebakan Cungpret mengenai komandannya lumayan benar. “Mulai hari ini, lo anggota tetap kami,” (Hal. 81)
“Cungpret akan selamanya menjadi Cungpret, di luar kantor sekalipun.” (Hal. 103)Beberapa kali kesempatan, Alranita secara tak sengaja berduaan dengan Tigran. Mulai kondangan bareng di nikahan Carlo, bertemu di Langkawi, hingga tragedi penandatanganan operasi usus buntu Tigran. Lain kisah, terdapat unsur kesengajaan salah satunya untuk bisa berdua, yakni nonton bioskop kelas velvet, dan dinner McD di Bali. Berhadapan dengan Tigran di luar kantor membuat Alranita takut terlibat affair dengan bosnya itu, dan menjadi bahan gosip.
“Kenapa sih kamu nggak mau banget kelihatan berduaan sama saya? Saya single, kamu single, terus masalahnya apa?” (Hal. 227) Alranita berkeyakinan bahwa omongan lelaki berusia matang itu hanya ngalor-ngidul saja.Tidak hanya kelakuan Tigran, Alranita juga dibuat pusing oleh isu pengunduran diri salah satu pegawai. Sesama Cungpret saling menaruh curiga. Masing-masing dari mereka enggan rugi bandar karena kalah taruhan.
Membaca novel Resign! Sama sekali tak membuat bosan. Bahasa yang digunakan dalam novel ini ringan dan mudah dipahami. Pada tiap bab, penulis memasukkan unsur jenaka yang bernilai. “Gosip itu seperti energi—tidak mungkin dihilangkan, tetapi dapat berpindah dan berubah bentuk.” –Hukum Fisika Cungpret (hal. 132).
Sampul novel ini cukup menarik perhatian. Terpampang jelas ilustrasi cacahan kertas yang membentuk kata “Resign!”. Hal tersebut sesuai untuk menggambarkan dunia kantor.
Permasalahan kantor yang disuguhkan penulis, sebatas antara bawahan dengan atasan. Sesama bawahan tidak benar-benar saling menjatuhkan. Situasi ini tidak cukup relate dengan misi taruhan antar tokoh.
Asyik membaca Resign!, tiba-tiba saja sudah mencapai akhir. Terdapat kekurangan pada alur novel ini karena terkesan buru-buru dan penyelesaian hanya dikisahkan pada lima halaman terakhir.
Penulis : Ni’amil Jannati
Editor : Siti Nureliza