Judul : Kembang Api
Sutradara : Herwin Novianto
Produser : Frederica
Penulis : Alim Sudio adaptasi dari Film Jepang berjudul 3ft Ball & Souls
oleh Yoshio Kato
Pemeran : Donny Damara, Ringgo Agus Rahman, Marsha Timothy,
Hanggini
Perusahaan Produksi : Falcon Pictures
Tanggal Rilis : 02 Maret 2023
Durasi : 104 Menit
Peresensi : Dina Fitriana
Film berjudul “Kembang Api” merupakan sebuah film rilisan Falcon Pictures yang diadaptasi dari film Jepang dengan judul “3ft Ball and Souls”. Film ini menjadi warna tersendiri dalam dinamika perfilman Indonesia yang didominasi oleh genre horror. Mengangkat isu kesehatan mental dan keputusan untuk bunuh diri, film kembang api akan membuka perspektif baru mengenai makna hidup yang sesungguhnya.
Urip Iku Urup, begitulah bunyi pesan yang terlihat jelas pada sebuah bola besar dan menjadi awal cerita dalam film “Kembang Api”. Film ini menceritakan tentang empat orang yang sebelumnya tidak saling mengenal dan tergabung dalam grup kembang api. Grup ini dibentuk oleh Fahmi (Donny Damara) yang beranggotakan Raga (Ringgo Agus Rahman), Sukma (Marha Timothy), dan Anggun (Hanggini). Mereka yang tergabung dalam grup kembang api memiliki tujuan yang sama, yaitu bunuh diri.
Fahmi merancang sebuah bola besar yang berisi kembang api dan nantinya akan meledak dengan menekan sebuah tombol. Kembang api dipilih karena menjadi cara yang paling cepat untuk bunuh diri, prosesnya juga akan indah dan tidak akan menimbulkan rasa sakit yang terlalu lama. Setelah semua anggota berkumpul, Fahmi telah bersiap untuk menekan tombol dan mereka sepakat untuk segera mengakhiri hidup bersama.
Ledakan kembang api yang direncanakan akhirnya terjadi, namun ledakan tersebut tidak bisa membunuh mereka. Mereka justru kembali seperti saat awal bertemu di hadapan bola kembang api, layaknya de javu. Peristiwa ini membuat semua tokoh dalam film merasa kebingungan dan mencari solusi agar mereka tetap bisa bunuh diri.
Kegagalan mereka dalam bunuh diri akan membuat penonton penasaran dan menjadi jalan cerita yang menarik dalam film ini. Rasa penasaran itu berubah menjadi prihatin ketika semua tokoh dalam film menceritakan latar belakang mereka secara bergantian. Penonton dibuat seolah-olah berada di situasi yang sama dengan para tokoh. Permasalahan yang diangkat juga sederhana, sangat relate dengan isu yang sedang marak terjadi belakangan ini.
Adegan saling menyalahkan dan merasa paling layak untuk mengakhiri hidup, akan meninggalkan kesan tersendiri bagi penonton. Fahmi, seorang kepala rumah tangga yang terlilit hutang besar. Raga, seorang dokter yang gagal menyelamatkan hidup salah seorang pasien. Sukma, seorang ibu yang baru saja kehilangan anaknya. Dan Anggun, seorang siswa SMA yang dirundung oleh teman-teman sekolahnya.
Dari awal hingga akhir film, penonton akan diajak berpikir bersama mengenai banyak hal. Seperti, apakah usia seseorang mencerminkan kematangan dalam berpikir dan bertindak? Apakah hanya orang dewasa yang boleh bunuh diri? Dan apakah masalah kita paling berat dibanding orang lain?
Meski tidak menghadirkan cerita yang plot twist, film kembang api telah berhasil menyampaikan pesannya lewat cerita yang indah. Pesan dari film ini pun sebenarnya sudah hadir dalam awal film. Lewat kalimat Urip Iku Urup yang berarti hidup haruslah bercahaya dan memberi penerangan bagi yang lainnya. Berusaha untuk mengenal dan memahami diri sendiri akan membawa kita dalam memaknai kehidupan versi diri sendiri.
Editor: Redaksi Al-Mizan