Gedung rektorat lantai 2 jadi saksi bahwa permohonan audiensi dari pihak mahasiswa telah ditindaklanjuti oleh Ade Dedi Rohayana, Rektor IAIN Pekalongan. Pihaknya telah bersepakat untuk menaikkan dana stimulan untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). “Kami semua setuju untuk menaikkannya,” ujarnya dalam sesi pertemuan audiensi kemarin bersama SEMA-I dan DEMA-I serta jajaran dekan masing-masing fakultas (5/4).
Dirinya menambahkan sudah menandatangani Surat Keputusan (SK) terkait dengan bantuan dana stimulan desa semester ini. “Kemarin SK-nya sudah saya tanda tangani yang ada di Pak Abdul Hamid (Kepala Subbag Administrasi Umum dan Keuangan),” tambahnya.
Bantuan dana stimulan desa untuk KKN semester ini dianggarkan semula hanya 1,5 juta kemudian dinaikkan menjadi 3 juta. “Masing-masing untuk bantuan stimulan desa KKN 3 juta. Jadi saya naikkan seratus persen,” Jelas Ade.
Ade meminta anggaran untuk mahasiswa jangan malah diturunkan. Sebab itu akan menjadi permasalahan, apalagi tidak ada penjelasan yang bisa dipertanggungjawabkan. “Saya sudah menyampaikan dari dulu, kalau untuk temen-temen mahasiswa ini jangan sampai turun, minimal tetap. Kalau sampai turun, mahasiswa ini akan bertanya kenapa kok turun,” imbuhnya.
Bersamaan dengan itu, rektor juga meminta kepada SEMA-I dan DEMA-I untuk mengawal terkait dengan dana KKN. Kedepannya, agar tidak terjadi lagi penurunan dana KKN. “Mohon nanti SEMA dan DEMA mengawal semester depan agar dananya tidak turun lagi, anjlok dari 3 juta.”
Zainal Mustakim, selaku Warek II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan yang hadir dalam kesempatan itu mengapresiasi audiensi yang diinisiasi oleh SEMA-I dan DEMA-I. “Menurut saya ini merupakan langkah cerdas dari SEMA-I dan DEMA-I untuk bersama-sama membangun tata kelola yang baik,” tuturnya.
Selain itu, dari adanya audiensi ini dari pihak Senat Mahasiswa menyampaikan terima kasih karena direspon cepat oleh pihak kampus. Hanya selang satu minggu setelah dilayangkannya surat permohonan audiensi pada kamis 28 Maret lalu. Permohonan audiensi itu dilakukan untuk menjawab aspirasi mahasiswa yang mengeluhkan anggaran KKN diturunkan tanpa sosialisasi dan koordinasi terlebih dahulu.
“Adanya audiensi ini kami (SEMA-I) masih tahapan belajar bagaimana cara menyampaikan aspirasi-aspirasi mahasiswa dengan memandang landasan yuridis dan hukum. Mungkin kalau kemarin aksi besar-besaran atau apa, tapi untuk tahun ini melalui itu tadi,” ujar Ketua SEMA-I, Medi Wasanjoyo.
Dalam kesempatan tersebut rektor menegaskan semua kebijakan mesti ada koordinasi dulu. Termasuk dana bantuan stimulan KKN per-fakultas yang menjadi titik poin pertemuan itu. “Pokoknya apapun kebijakan yang dibuat oleh fakultas rektor harus diberi tembusan, sehingga kalau ditanya oleh SEMA dan DEMA, saya bisa jawab,” tegasnya