lpmalmizan.com- Pakaian adat mewarnai pembukaan Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Pekalongan tahun 2021. Ada berbagai pakaian adat daerah yang dikenakan oleh panitia, dari pakaian adat Jawa yang dikenakan host, Tim Musik dengan pakaian adat Padang, Ketua DEMA-I yang berpakaian adat aceh dan panitia yang lain menggunakan kebaya dan batik. Sedangkan untuk Senat IAIN Pekalongan menggunakan Toga. Sabtu, (4/9)
Pelaksanaan kegiatan PBAK pada tahun ini berlangsung secara online, dengan jumlah peserta 2.353 mahasiswa. Dari keseleuruhan peserta, ada 20 mahasiswa baru yang dipilih sebagai perwakilan sidang Senat terbuka dalam rangka pengukuhan secara simbolis di Kampus IAIN Pekalongan (Rowolaku).
Riril Widi Handoko, Ketua DEMA-I 2021 mengatakan walaupun IAIN Pekalongan merupakan salah satu PTKIN, sudah seharusnya memiliki konsep acara yang kreatif dan inovatif sehingga tidak kalah menarik dari UGM atau UI. “Kita kan kampus rahmatan lil ‘alamin, pinginnya bukan hanya pakaian adat tetapi perpaduan pakaian daerah. Agak kerenlah! IAIN jangan katrok. Kita tiru UGM, UI walaupun mereka PTN kita PTKIN tapi harusnya sama. Jangan batik terus, limbahnya sudah banyak.” terangnya.
Konsep pakaian adat untuk sidang Senat terbuka dalam rangka pengukuhan mahasiswa baru di IAIN Pekalongan baru pertama kali ini. Sebelumnya hanya menggunakan jas almamater IAIN Pekalongan. Penetapan dresscode pakaian adat merupakan konsep dari panitia PBAK. Namun tidak semua panitia memakai pakaian adat, pertimbangan aktifitas yang bisa terganggu.
“Sebenarnya kami ingin semua panitia menggunakan pakaian adat, tetapi dipikir kembali akan sangat ribet, jika konsumsi wira-wiri memakai pakaian adat. Maka kami putuskan hanya yang bertugas mengisi saja yang menggunakan pakaian adat.” Kata Khafìd Amirul Ummam, Ketua Pelaksana PBAK 2021.
Friss mahasiswa asal Papua, yang tidak mengikuti PBAK tahun kemarin sehingga ia mengikuti pada tahun ini. Baginya pakaian adat yang digunakan panitia membuat kegiatannya terkesan hidup. “Setiap daerah mempunyai adat yang berbeda-beda, jadi lebih seru. Tapi, hanya saja karena online jadi kurang rame.” Ucapnya
Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) tahun 2021 mengusung tema “Mewujudkan Budaya Merdeka Belajar Bagi Mahasiswa Sebagai Duta Moderasi Beragama Menyongsong Indonesia Emas”.
Khafid menjelaskan bahwa tema tersebut diharapkan agar mahasiswa memiliki banyak sudut pandang dan toleransi dalam banyak hal. Sebagai mahasiswa PTKIN harus menjunjung moderasi beragama supaya toleransi di NKRI bisa tercapai. “Mahasiswa harus belajar supaya luas pemikirannya, agar pandangan masyarakat tentang mahasiswa yang harus bisa semuanya, itu bisa tercapai,” imbuhnya.
Arvani sebagai Sie Acara menambahkan bahwa pengambilan tema terkait merdeka belajar dimaksudkan agar mahasiswa diberi kebebasan untuk berkreasi dan berinovasi sehingga dapat berkembang dilingkungan yang lebih luas.
Penampilan tari tradisional Kidung Wahyu Kolosebo dari mahasiswa PGMI dan persembahan lagu Ya Maulana dari UKM Elfata membuka membuka PBAK dihari pertama. Selain itu, Pembukaan PBAK dilakukan secara simbolik dengan pemukulan gong oleh Rektor IAIN Pekalongan.
“Harapan kepada mahasiswa baru untuk bisa belajar secara keras dan cerdas, sehingga bisa menjadi mahasiswa yang kreatif, inovatif, produktif, dan berkarakter. Menjadi mahasiswa yang cerdas bisa membantu untuk menyongsong era industri 4.0 yang dibutuhkan adalah orang yang ulet, kreatif dan inovatif,” tutur Zaenal Mustakim, selaku Rektor IAIN Pekalongan. Beliau juga berpesan agar mahasiswa memiliki semangat baru untuk menempuh dan mengayuh agar mencapai keberhasilan dimasa depan.
Reporter: Nurul Fatehah, Choirun Nisrina
Penulis: Nurul Fatehah, Choirun Nisrina
Editor: Daniel Alif