lpmalmizan UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan mengadakan acara Gelar Budaya dan Seminar Pemikiran Gusdur yang termasuk kedalam rangkaian kegiatan diesnatalis UIN Gusdur Ke-27, yang bertempat di Gedung Student Centre, Kampus 2, pada Minggu (5/5). Acara tersebut diisi langsung oleh Inayah Wahid, putri Gusdur dan Zastrowi Al-Ngatawi budayawansekaligus asisten pribadi Gusdur.
Zastrowi menuturkan bahwa Gusdur ibarat mata air, yang bermanfaat bagi kehidupan.
“Gusdur adalah mata air yang selalu memancarkan air jernih bagi kehidupan, siapapun boleh mengambil dan memanfaatkan. Tapi ingat pemanfaatan yang berlebihan dan pemanfaatan yang keliru akan berakibat pada diri yang menggunakan itu sendiri. Maka gali, kenali, ambil dan gunakan sebaik-baiknya untuk pemanfaatan untuk kehidupan sumber mata air yang timbul dari diri gusdur.”
Acara ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa penerima beasiswa dananggotaOrmawa (organisasi mahasiswa). Dalam acara ini, diadakan juga penandatanganan MoU dari beberapa universitas, diantaranya UNHASY Jombang, UIN Raden Mas Said Surakarta dan UNWAHAS Semarang.
“Harapannya yang pertama untuk mengingatkan civitas akademika terhadap para pendiri uin, yang kedua untuk memberikan semangat spirit bagi kita semua untuk mewujudkan cita-cita pendiri dan orang- orang hebat di balik nama uin gusdur.” Ucap Ali Muhtar, sekretaris acara, saat ditanyai tentang harapannya dalam acara tersebut.
Tasqiatul Nufus selaku Mahasiswa Program Studi Bahasa Arab memberikan kesan dan harapannya dalam acara tersebut.
“Sangat menginspirasi untuk generasi penerus bangsa karena bagaimanapun ketika kita ingin melangkah ke depan kita tetap mengikutsertakan tokoh-tokoh ulama yg telah mendahului kita, bagaimana sikap beliau akan menajdi penyongsong dan menjadi panutan kita dalam menjalani generasi kita sebagai penerus bangsa.”
“Semoga makin maju makin moderat tidak ada perbedaan walaupun kita beda program studi atau beda fakultas tapi itu harus dijadikan bahwa ilmu itu menjadi penyatu kita dalam perbedaan,” Imbuhnya.
Inayah Wahid memberikan closing statement bahwa kita harus menjaga demokrasi. “Sudah di tunjukkan oleh gusdur bagaimana menjaga demokrasi, bagaimana kita bisa buat keragaman sebagai kekuatan. Memilih menjadikan keragaman sebagai kekuatan dan memilih perbedaan identitas untuk dikolaborasikan menjadi sesuatu yang besar. Untuk menjaga supaya Indonesia tetap menjadi Indonesia untuk kita bersama.”
Penulis: Ratna Puji A, Fitriana A.
Tim Liputan: Ratna Puji A, Fitriana A, Achmad Bagas P.
Editor: Alifatul Qaidah