Beberapa tahun terakhir, setiap musim penghujan tiba kampus kita tak lepas dari sergapan genangan air. Ditambah, jalan cekung yang membuat perjalanan serasa naik kora-kora, pusing akibat jalan yang dilalui bergelombang. Itu bagi pengendara sepeda motor. Pejalan kaki, justru harus pintar mencari celah diantara jalan agar air tak mengenai dirinya sambil sesekali merayap lewat pinggir. Tak jarang juga harus berhati-hati ketika sepeda motor ikut andil melalui jalan ini.
Kini, semua itu rasanya tinggal kenangan. Selama kurun waktu dwiminggu bulan April-Mei, STAIN Pekalongan lewat Waket II bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan ;dan Subbag Administrasi Umum bagian pembangunan.
Selama proses perbaikan jalan, kami mengobrol dengan beberapa mahasiswa yang menyatakan apresiasi karena telah melakukan perbaikan. Namun, disamping itu mereka mengatakan kekecewaan terhadap kampus karena menengok proses perbaikan sendiri hanya bersifat sementara yakni membongkar dan meratakan jalan dengan pasir. Tidak ada tanda-tanda akan berfungsi jangka panjang paving tersebut. Dengan begini proses perbaikan tidak efektif dan memboroskan biaya. Terlebih lagi kenyamanan selama melalui jalan yang menghubungkan tempat parkir dan kelas mahasiswa patut dipikirkan.
Mengingat juga medio 2014, paving diantara Gedung B dan Gedung Subbag Adm Umum-Microteaching pernah diperbaiki. Saat itu, bila mengamati proses pengerjaannya tidak ada perbedaan mencolok dengan sekarang. Alhasil, bisa kita lihat, sekarang perbaikan kembali dilakukan di area tersebut.
“Paving rusak karena ada truk masuk kampus. Kini truk tersebut di stop oleh satpam hanya diperbolehkan berhenti di depan Gedung Rektorat,” Markholis, Pegawai Subbag Administrasi Umum bagian pembangunan saat ditemui menanggapi ini (28/4).
Bagi Markholis, tidak ada masalah yang terlihat sementara tadi. Karena yang melalui jalan paving tersebut hanya kendaraan sepeda motor mahasiswa dan mobil yang tidak bermuatan. Selain itu, proses pengerjaan ini sesuai account penggunaan anggaran yang ditujukan perawatan rutin, bukan penambahan aset.
Perawatan rutin disini bermaksud agar asetnya terpelihara, seperti pintu rusak, pihaknya akan memperbaiki atau ganti pintunya, sama halnya juga lantai yang retak dan pecah melakukan pembongkaran kemudian diganti dengan keramik yang sesuai. Dalam kaitannya paving pun serupa, oleh karena sifat perawatan rutin adalah pemeliharaan supaya kembali kegunaan barang tersebut kembali ke fungsi semula.
Paving yang diratakan dengan pasir ini, menurut Markholis, juga berguna untuk menyerap air yang turun dari hujan sehingga bisa mengalir ke saluran pembuangan air. Sedangkan, bilamana dilakukan paving permanen dikhawatirkan tanah tidak bisa menyerap air sehingga justru akan membuat genangan lebih banyak.
Penerapan paving permanen ini sempat dilakukan kampus, di area sekitar Auditorium. Akan tetapi, saat pembangunan tersebut kegunaannya untuk area perlombaan dalam ajang PORSENI 2009 lalu. []