Puisi 1 :
“ Air Mata Ibu Ku, Derita Nurani Ku “
( Derita nurani seorang anak KELUARGA TERDAMPAK
Proyek Pembangunan PLTU – Batang )
Ku melihat ibu berdiri di pematang sawah warisan eyang
kakung….
Menatap hijaunya tanaman padi yang baru berusia satu bulan….
Hasil kerja keras bapak ku….
Dengan peluh keringat, teriknya sang mentari….
Turun temurun lahan pertanian diwariskan….
Turun temurun keahlian bertani diturunkan….
Lahan pertanian, satu-satunya harta warisan yang kami miliki….
Sumber kehidupan keluarga…..
Lahan pertanian, satu-satunya sumber mata-pencaharian
keluarga…
Hasil panen, satu-satunya sumber penghasilan keluarga….
Tidak seberapa hasil setiap panennya…..
Namun, selalu mencukupi kebutuhan apa adanya….
Tanpa ku sadari, terlihat tetesan air mata ibu membasahi
pipinya….
Ku hampiri ibu, yang masih berdiri di pematang sawah…
Kupegang tangan ibu, sambil merebahkan kepala ku di
pundaknya….
Dengan suara manja, aku bertanya…” ada apa ibu..?? “
Tarikan nafas ibu yang dalam, mengawali langkah kami kembali
ke rumah…
Dalam perjalanan pulang, ibu berkata lirih….
“Tidak lama lagi, kita harus merelakan sawah kita dibeli orang
lain“,
Usia ku saat itu, belum dapat memahami ucapan ibu…..
Kini baru ku pahami……
Aku harus membantu ibu, bekerja keras untuk keluarga…
Aku hanya mampu menyumbangkan tenaga….
Karena pendidikan ku yang tidak tamat SMA….
Dulu…..bapak ku bekerja menggarap lahan pertanian sendiri…
Setiap hari dapat berkumpul dengan ibu dan bapak ku…
Di rumah yang sangat sederhana penuh kedamaian….
Hidup bersahaja, tetapi tidak pernah berhutang….
Kini….hari-hari ku hanya bersama ibu dan adik ku…..
Bapak ku harus bekerja sebagai nelayan…..
Pada juragan kapal ikan di Banyuwangi….
Berbulan-bulan hidup di lautan bebas, demi istri dan anakanaknya..
Dulu…..hidup keluarga kami sangat sederhana….
Topangan hasil panen pertanian, kerja keras mandiri….
Kini….hidup kami ditopang kebaikan tetangga desa…
Boleh berhutang untuk kebutuhan sehari-hari….
Bertahun-tahun ibu dan bapak harus bekerja lebih keras….
Karena harus “gali tutup lubang”, untuk kebutuhan keluarga…
Pupus harapan keluarga kami, untuk mendapatkan keadilan…
Hanya Allah yang mengasihi ibu bapak ku……
Puisi 2
“ Ibu Ku, Pahlawan Keluarga Ku “
( Pujian tulus seorang anak KELUARGA TERDAMPAK
Proyek Pembangunan PLTU – Batang )
Ibu………
Aku bersyukur dan bahagia lahir dari Rahim mu…..
Engkau merawat sejak janin ku….
Engkau curahkan kasih sayang sejak mengandungku….
Engkau selalu melindungi kelahiran ku…..
Ibu………
Aku menangis, engkau datang menyusui ku…..
Aku tidur, engkau menghampiri menyelimuti ku….
Aku tatih berjalan, engkau menggenggam tangan ku….
Aku tertawa lepas, engkau memeluk gemas diri ku….
Ibu………
Aku tak kan pernah durhaka pada diri mu…..
Aku takut seperti cerita dongen Malin Kundang….
Aku tak kan pernah mengingkari nasehat mu….
Aku takut karma Allah benar-benar terjadi….
Ibu………
Menjelang subuh, engkau selalu terbangun dari tidur….
Menjalankan kewajiban sholat, dan semua pekerjaan rumah
tangga…
Tidak ada balas jasa satu sen pun yang engkau terima….
Engkau kerjakan tanpa pamrih, karena cinta kasih mu….
Ibu………
Aku bersyukur dan bangga memiliki ibu seperti diri mu…..
Engkau tidak pernah mementingkan diri, dan keluarga kita semata…
Engkau dan ibu-ibu lainnya, selalu semangat dalam perjuangan….
Perjuangan untuk mendapat KEADILAN yang telah dirampas….
Ibu………
Teruslah dalam perjuangan dengan semangat kebersamaan….
Karena KEADILAN adalah hak asasi setiap manusia…..
Do’a ku mengiringi perjuangan ibu bersama teman-teman….
Yakinlah…..Allah akan menjawab perjuangan ibu…..
Puisi 3
“ Nasehat Ibu “
( Nasehat seorang Ibu dari KELUARGA TERDAMPAK
Proyek Pembangunan PLTU – Batang )
Anak – anak ku tersayang…..
Buah hati ku tercinta…..
Permata hidup ku tak ternilai…..
Penerus keluarga yang ku banggakan……
Kelak saatnya nanti….
Kalian harus menjalani kehidupan bermasyarakat…..
Dalam profesi kalian masing-masing……
Dan…..aku ingin kalian selalu mengingat nasehat ku……
Jangan tinggalkan sholat dan amal mu….
Karena hidup mu, hakekatnya milik Allah SWT…..
Hormatilah bapak ibu mu……
Karena mereka lah yang merawat dan membesarkan mu….
Bhaktikan diri mu dengan setulus jiwa raga mu…..
Agar hidup mu memberi manfaat kepada orang banyak….
Berbuatlah dalam kejujuran….
Karena tidak ada harta yang terbawa dalam kubur mu…..
Taatilah norma-norma hukum dunia….
Agar perilaku dan perbuatan mu tidak mendzolimi orang lain….
Taatilah norma-norma agama….
Agar birahi keserakahaan mu dapat kau tinggalkan….
2
Jauhkan kebiasaan berbohong….
Karena kebohongan, akan memperbudak sifat dan waktu mu
selamanya…
Tinggalkan kepasrahaan dalam kenyataan hidup yang kau jalani….
Karena kenyataan hidup sering kali diakibatkan dari keserakahan
Teguhlah menjalani hidup dalam kebenaran….
Karena hanya kebenaran, yang dapat menjamin hidup mu selamat…..
Janganlah kau rampas hak orang lain….
Karena KEADILAN adalah hak asasi setiap orang….
Semoga nasehat ku ini selalu menjadi pegangan hidup mu, dimana pun
kau berada, dan dalam profesi apapun kau berkaya…
( Puisi Ciptaan Ibu-Ibu Forum Masyarakat Terdampak Ujungnegoro – Karanggeneng – Ponowareng– (FORMAT UNGKAPNO) dan disampaikan pada Peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2022, di Desa
Ujungnegoro, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang )