lpmalmizan.com – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Zenith menggelar pagelaran lomba dalam rangka memperingati hari jadi yang ke-20 tahun di Auditorium IAIN Pekalongan (7/12). Terdapat tiga lomba yang kompetisikan yaitu lomba tari tradisional yang diikuti 13 sekolah, lomba puisi diikuti 35 peserta dan lomba menggambar diikuti oleh 25 peserta. Dimana lomba tari dan puisi diperuntukkan siswa SMA sederajat se-Kota dan Kabupaten Pekalongan. Sedangkan untuk lomba menggambar diperuntukkan bagi mahasiswa dan umum.
Tahun ini mereka mengangkat tema “Memayu Hayuning Budaya” (mempercantik kecantikan budaya) dengan tujuan untuk mengangkat kembali budaya Indonesia di era sekarang guna membentengi dari budaya luar. “Kami berupaya menampilkan kembali budaya yang sudah ada salah satunya adalah tari tradisional. Hal ini kami maksudkan untuk menjaga kebudayaan Indonesia agar tidak hilang dan tidak tergantikan oleh budaya luar,” tutur Salam selaku ketua pelaksana. “Adapun upaya yang kami lakukan dengan menyelenggarkan ajang perlombaan,” ujar Salma.
Pihak panitia menargetkan kuota 50 peserta untuk masing-masing lomba. Akan tetapi saat pendaftaran peserta, jumlahnya masih kurang dari yang ditargetkan. Hal ini diduga karena bertepatan dengan jadwal Ujian Akhir Semester (UAS). Acara itu berlangsung selama tiga hari, mulai dari tanggal 7-9 Desember 2018. “Tidak disangka-sangka yang tadinya diperkirakan lomba tari akan sulit mendapatkan peserta karena bentrok dengan ujian akhir semester ternyata masih banyak yang mengikuti meskipun kurang dari target,” lanjutnya.
Acara ini disambut baik oleh para peserta. Salah satunya peserta lomba tari tradisional asal Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kedungwuni yang membawakan tari Renggong Manis, tarian asli Kabupaten Pekalongan. Mereka antusias mengikuti kegiatan ini dengan alasan untuk menambah pengalaman sekaligus mengasah mental. “Saya tertarik mengikuti kegiatan ini untuk menambah pengalaman, mengasah mental, selain itu saya juga hobi menari. Dulu saya pernah tampil di suatu acara, jadi ingin mencoba kemampuan dengan mengikuti lomba ini,” ujar Ega.
Hal itu juga diakui oleh pembimbing tari SMA N 1 Kedungwuni Rista Dwi Opsantini bahwa acara ini bisa meningkatkan potensi dan mengasah mental. Oleh sebab itulah mendapat dukungan penuh dari sekolah. “Pihak sekolah sangat mendukung siswa untuk mengikuti lomba ini agar mereka mampu mengembangkan potensi diri,” ujar Rista.
Puncak dari rangkaian acara ini pada tanggal 9 Desember 2018 yaitu workshop “Tubuh Keaktoran” dengan narasumber Tony Broer asal Yogyakarta. UKM Teater Zenith berharap kebudayaan yang ada di Indonesia selalu dilestarikan dan dijaga agar tidak tergantikan oleh budaya luar. []
Ilmatul Illahiyah/Shofi Alimatul Hanafiyah (Kru Magang LPM Al-Mizan 2018)