KP2M Gelar Pemungutan Suara Pemilihan Wakil Mahasiswa (PEMILWA) SEMA Fakultas dan SEMA Institut 2021

Komisi Pengawasan Perwakilan Mahasiswa (KP2M) laksanakan Pemungutan Suara Pemilihan Wakil Mahasiswa (PEMILWA) tahun 2021 pada Selasa (14/12). Pemungutan suara dihadiri oleh perwakilan setiap partai guna menyaksikan hasil akhir pemungutan suara yang berhak  untuk meneruskan ke pemilihan Dewan Mahasiswa (DEMA).

Terdapat empat partai dalam PEMILWA tahun ini yaitu Partai Demokrasi Milenial Islam (PDMI), Partai Persatuan Mahasiswa Bintang Sembilan (PPMBS), Partai Forum Demokrasi Mahasiswa (FORDEM), dan Partai Prakasa Perubahan (GAPAPA).

“Pemungutan Suara tahun ini menggunakan sistem sainte lagua dimana menggunakan rata – rata tertinggi dan pembagian dengan sistem ganjil seperti 1,3,5,7, dan seterusnya. Harapan saya apapun hasil perhitungan sekarang dapat diterima oleh semuanya serta dapat mensukseskan PEMILWA tahun ini” ujar Heni Maulina Shodiq selaku ketua KP2M.

 Hasil keseluruhan dari suara yang masuk mencapai 2.221 suara untuk Sema Institut (SEMA – I) dan 2.187 suara untuk Sema Fakultas (SEMA – F). Adapun total suara yang masuk untuk tahun ini lebih rendah dibanding tahun kemarin yang memperoleh 2.300 suara.

Abdurrohman Itsnan sebagai anggota KP2M mengatakan bahwa  pada pemilihan PEMILWA  dengan sistem E-Voting ini memiliki keunggulan yaitu mudah untuk melihat perolehan hasil suara. “Perolehan suara bisa dilihat jumlahnya karena kita menggunakan sistem E-Voting atau bisa dichek di sivot.iainpekalongan.ac.id. melalui handphone masing – masing.” tuturnya.

KP2M yang berkerjasama dengan UTIPD IAIN Pekalongan mengungkapkan alasan  dalam penggunaan sistem E-Voting. Pemakaian sistem E-Voting ini karena melihat kondisi penyebaran Covid-19 serta perkuliahan yang sebagian masih online atau daring. Heni juga menambahkan bahwa pemilihan secara online ini dirasa lebih mudah, murah, akurat dan cepat, karena tidak membutuhkan banyak waktu dalam perhitungan suara. “Antusias mahasiswa juga lebih tinggi dibandingkan dengan PEMILWA yang dilaksanakan secara offline” tambahnya.

Hal tersebut malah berbanding terbalik dengan Fadhil sebagai mahasiwa  jurusan Pendidikan Agama Islam yang mengeluhkan sistem E-Voting. “Pemilihan dengan sistem E-Voting kurang maksimal, ketika dalam pemilu langsung itu ada surat suara, sedangkan PEMILWA menggunakan sistem E-voting masuk melalui sivot.iainpekalongan.ac.id. Di ibaratkan seperti surat suara ini bisa dijualbelikan, bisa dipilihkan temannya mungkin” jelasnya.

 Kendala lain juga dirasakan oleh Nabila.L selaku mahasiswi FTIK, ia mengaku bingung dengan cara kerja E-Voting yang hanya menampilkan para kandidat “Walaupun info pemilihan sudah meluas tetapi kita tidak pernah mengerti sifat – sifat orangnya bagaimana, dan meski sudah tertulis visi – misinya juga tetapi tetap saja saya kurang sreg.” ujarnya.

Sesuai UU SEMA Institut yang ada, kursi untuk Sema Institut (SEMA – I)  ada 17 kursi, tetapi kandidat yang mendaftar hanya 11 orang saja sehingga masih tersedia 6 kursi kosong untuk menempati tempat tersebut. Melihat kondisi tersebut Heni Maulina akan melakukan rapat pleno dengan semua partai.

 “Dari pihak KP2M, P4M, dan WP2M akan mengadakan rapat pleno dengan semua partai untuk menentukan siapa yang berhak untuk menempati 6 kursi tersebut dan nantinya akan ada pemberkasan lagi” pungkasnya.

Berdasarkan UU Sema Institut bahwa partai yang berhak mengajukan kandidat untuk DEMA adalah partai yang memperoleh presentasi minimal 30% dari jumlah suara yang ada. Sehingga partai yang berhak lanjut ke (DEMA) hanya ada satu partai  yaitu PDMI dengan presentase 74,4 %. “Karena emang syaratnya harus 30% suara total maka 3 partai lainnya tidak bisa mencalonkan dan mungkin nanti calonnya tunggal dan untuk pemilihan DEMA nantinya seperti biasa melalui E-Voting” tambahnya.

Penulis : Mazidaturrohmah, Putik Intan Setiyani

Reporter : Mazidaturrohmah, Putik Intan Setiyani, Khisnatul Hidayah, M. Sholikul A’mal Rofiqi.

Editor: Siti Nureliza