lpmalmizan.com- Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) yang dimulai sejak Sabtu (4/9) telah berakhir pada Senin (6/9). Seperti yang kita ketahui, berdasarkan berita acara laporan pengawasan PBAK No. 02.Pan-PPBAK.22.SEMA.In.XIV.02.A-IX.2021 sejak hari pertama PBAK, dari pihak SEMA-I banyak menerima aduan dari mahasiswa yang terkendala selama acara berlangsung. Hal ini ternyata dikarenakan terjadi perbedaan pendapat dan miskomunikasi antarpanitia dari kalangan mahasiswa, karyawan, dosen, maupun pimpinan.
Salah satu perbedaan keputusan antarpanitia yaitu mengenai pengumpulan pohon. Hal tersebut amat disayangkan karena membuat peserta PBAK bingung. Berdasarkan informasi dari panitia yang berasal dari kalangan mahasiswa, mereka sudah menunggu keputusan sedari lama namun belum juga ditentukan. Sedangkan, klaim dari pihak panitia dosen/ASN menyatakan bahwa sudah memberikan segala informasi kepada panitia mahasiswa dari jauh-jauh hari.
Jumlah keseluruhan panitia PBAK tahun ini yaitu 147 orang yang terdiri dari 92 dari unsur mahasiswa dan sisanya dari kalangan karyawan, dosen maupun pimpinan. Kemudian terbagi lagi, 57 panitia mahasiswa menjadi pendamping kelompok, 20 panitia mahasiswa per-sie, dan 55 dari kalangan dosen dan karyawan yang juga fokus terhadap per-sie.
“Bisa dibilang untuk kepanitiaan lebih didominasi oleh panitia unsur dosen dan pimpinan,” terang Khafid Amirul Ummam, ketua pelaksana PBAK 2021 pada Minggu (5/9).
Selain itu, Khafid juga menjelaskan bahwa pada akhir bulan Juli tiba-tiba Warek III baru mengirimkan surat perintah kepada DEMA-I untuk membentuk kepanitiaan PBAK. Hal tersebut tentunya membuat DEMA-I bingung dan terpontang-panting karena belum menyusun konsep, akan tetapi sudah diperintahkan untuk membuat kepanitiaan. Padahal panitia PBAK tersebut menyesuaikan konsep yang sudah ditentukan pihak kampus. Hal tersebut juga yang melatarbelakangi panitia PBAK tahun ini juga didominasi oleh panitia dosen/ASN.
Lalu, kami mencoba mengkonfirmasi kepada panitia mahasiswa, dan benar saja ternyata sebagian besar dari mereka tidak terlalu paham betul mengenai konsep dan sistem acaranya. Dalam hal ini panitia mahasiswa hanya menyempurnakan dan menjadi pelaksana dari tugas yang diberikan oleh panitia dari kalangan karyawan, dosen, maupun pimpinan kampus.
“Tupoksi dari publikasi sudah bergeser, lebih banyak di-manage dan di-handle oleh panitia dari unsur dosen. Terkadang tumpang tindih dari segi kebijakan. Saat kami sudah merancang konsep, tiba-tiba saja diubah, terkadang pengambilan keputusan juga dari satu sisi saja seperti saat rapat dadakan h-1 acara. Informasinya memang sangat mendadak,” ujar Ferry Prasetyo selaku koordinator sie publikasi saat ditemui crew.
Mengenai hal di atas, setelah dikonfirmasi kepada panitia dari pihak dosen tidak memberikan validasi mengenai atas terjadinya tumpang tindih kebijakan maupun adanya perbedaan antar dua kubu dalam kepanitiaan PBAK tahun 2021.
“Mengenai tumpang tindih antara kedua unsur panitia saya sendiri kurang tau karena saya tidak ingin mengomentari dari divisi lain,” terang Rikzam, salah satu panitia PBAK tahun ini dari kalangan dosen.
Kemudian, saat ditemui crew dari pihak institut yang diwakili oleh Warek III juga mengatakan bahwa tidak ada pembagian kubu dalam kepanitiaan. Selain itu, beliau juga menekankan dengan tegas bahwa tidak berkenan jika ditanyai terus-menerus mengenai kepanitiaan PBAK tahun 2021 ini.
Reporter : Rumaisah, Dyah Ayu
Penulis : Rumaisah
Editor : Winda Luthfia