Senin (9/11) telah terjadi penyegelan kantor Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA I) IAIN Pekalongan yang diduga dilakukan oleh beberapa mahasiswa. Hingga kini segel belum dibuka dan sengaja dibiarkan begitu saja oleh DEMA I. Dalam penyegelan tersebut, terpampang tulisan-tulisan yang berisikan tuntutan kepada DEMA I yang ditempel di pintu dan tembok kantor.
Belum diketahui motif dibalik penyegelan ini karena DEMA I belum melakukan komunikasi dengan pelaku. Padahal menurut Wahib, sebenarnya pelaku sempat melihatnya dan langsung pergi begitu saja. “Mungkin mereka sedang marah, jadi langsung pergi ketika melihat saya.”
Saat kami tanya siapa pelakunya Wahib tidak menyebutkan nama maupun ciri-cirinya. “Yang jelas mahasiswa IAIN, pelakunya yang saya lihat cuma 2 laki-laki. Kalau saya menyebutkan takutnya kemarin saya salah lihat, silakan teman-teman cari tahu sendiri.”
Wahib menanggapi hal ini sebagai salah satu bentuk aspirasi mahasiswa. Wahib mengakui jika DEMA kurang maksimal dalam menjalankan tugas dan membuat mereka tidak terima dengan hal tersebut. Terkait kebijakan DEMA mengenai hal ini Wahib memilih untuk membiarkan saja. “Mau saya larang juga mereka punya hak untuk mengkritik dan memberikan aspirasi.”
Heru Sunarko, ketua Senat Mahasiswa Institut (SEMA I) IAIN Pekalongan mengaku tidak mengetahui soal disegelnya kantor DEMA I. Heru belum bisa menanggapi tentang hal itu karena latar belakang penyegelannya saja belum ia ketahui. “Wah, saya kurang tahu menahu terkait hal itu, tadi pas saya ke kantor aja kaget.”
Menurut petugas kebersihan yang sedang bertugas pada hari selasa ia tidak melihat pelaku karena ketika ia berangkat pintu kantor DEMA I sudah tersegel. Hanya saja ia melihat salah satu pelaku yang menendang pintu kantor DEMA I, tetapi petugas tersebut tidak kenal dengan si pelaku. “Saya lihat satu orang cowok menendang pintu kantor. Saya enggak kenal, tetapi saya yakin itu salah satu anggota organisasi mahasiswa.”
Karena informasi yang belum jelas akhirnya crew Al-Mizan mencari informasi ke UKM yang paling dekat dengan kantor DEMA I. Menurut, salah satu anggota UKM Zenith—Rizka—juga mengaku melihat pelaku tetapi ia tidak kenal. “Kalau nggak salah mahasiswa semester tua, tapi saya enggak kenal.”
Kami terus mencari informasi terkait hal ini, namun sampai hari ini (Rabu,11/11) kami belum mengetahui pelaku yang sebenarnya. “Saya kurang tahu karena pada saat saya di kantor yaitu hari Senin, sudah terjadi penyegelan.” Ujar Jambrong, salah satu anggota UKM Gemalawa. Tetapi Jambrong akan menginformasikan jika anggota UKM Gemalawa ada yang melihat pelaku.
Reporter: Rudi Abidin, Miftahur Rizki
Penulis: Nur Hidayah