Senior Assignment Editor CNN Indonesia TV, Iman D. Nugroho menyatakan bahwa ada 800 ribu media abal-abal yang telah dicatat oleh Kemkominfo. Di sisi lain ada 35 ribu media abal-abal yang telah dicatat oleh Dewan Pers. Hal ini dikatakan oleh Iman melalui Talkshow Nasional dengan tema “Tanggap Bencana di Era Digital”. Acara tersebut digelar oleh Unit Kegitan Mahasiswa Lembaga Pers Mahasiswa Al Mizan di Auditorium IAIN Pekalongan pada Rabu, (12/12).
“Boleh nggak orang bikin media abal-abal? Boleh. Sampean (red:Anda) boleh bikin media apapun loh. Tapi dari sikap itu, regulation. Kawan-kawan setelah bikin media abal-abal itu menyebarkan berita hoax itu ada hukumnya”, tutur Iman yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan,Kode Etik, dan Profesi di Aliansi Jurnalis Indepeden (AJI) Indonesia.
Adapun hukum media yang membagi berita palsu yaitu jika media legal formal bisa berupa denda. Namun, jika penyelesaian lain dapat menggunakan kode etik jurnalistik. Hal ini juga harus dilakukan oleh para lembaga pers mahasiswa mengenai pengaruh berita hoax.
Selain itu, Iman juga menyatakan jika regulasi tentangmembuat, menyebar, dan mendistribusikan mengenai berita hoax atau melanggarhukum di internet telah diatur dalam Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE). Sementara Dewan Pers membuat regulasi yaitu verifikasi media untuk membedakan media abal-abal dan media sungguhan.
“Dalam konteks obrolan kita siang ini, saya sarankan ketika menerima kabar itu mencoba untuk literasi. Literasi itu, jadi kawan-kawan menggunakan internet, namun menggunakannya dengan cerdas,” kata Iman.
Menurut Iman, media mainstream tidak perlu menangkal berita hoax yang beredar, kecualijika berita tersebut penting. Misalnya, jumlah korban bencana di Palu, Sulawesi Tengah ada satu juta. Namun, nyatanya pemerintah telah mencatat tidak ada korban jiwa yang jumlahnya demikian. Maka dari itu, media mainstream harus meluruskannya.
Selain Iman, acara ini diisi oleh pemateri dari BMKG Jateng, Iis Widya Harmoko selaku Kepala Seksi Data dan Informasi dan parapeserta dari berbagai kampus di Kota Pekalongan. Tak hanya talkshow, acara ini juga telah merilis aplikasi LPM Al Mizan yang dapat diunduh melalui google playstore. Di dalam aplikasi tersebut terdapat berbagai tulisan mulai dari berita terkini dari kampus maupun non kampus, opini, essay, puisi, cerpen, hingga resensi.