Lpmalmizan.com- Dalam rangka Semarak Pekan Orientasi Jurnalistik (SPOJ), LPM Al-Mizanmengadakan talkshow nasional bertajuk “Tanggap Bencana di Era Digital”Rabu, (12/12). Kegiatan ini berlangsungdi Auditorium IAIN Pekalongan.
Mengundang dua narasumber, yaitu Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jawa Tengah, Iis Widya Harmoko serta Senior Assignment Editor CNN Indonesia, Iman D. Nugroho. Acara ini membahas mengenai isu-isu hoaxbencana alam.
“Sesuatu bisa disebut bencana apabila peristiwa tersebut menyebabkan kerugian materialmaupun jiwa,” jelas Iis Widya Harmoko.
Menurut Iman D. Nugroho bencana terbagi menjadi bencana alam (gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dll), bencana non-alam (campak, rubella, HIV/AIDS, dll) serta bencana sosial (teror, perang antar suku, dll). Masyarakat Indonesia pada umumnya masih menganggap bencana alam adalah sebuah azab dari Tuhan. Padahal sebab bencana alam bisa dijelaskan secara rasional.
Sempat santer beredar jika gempa di Palu kemarin adalah azab karena kemaksiatan penduduk disana. Hal itu merupakan penjelasan yang irasional karena gempa adalah sebuah bencana alam yang bisa dijabarkan secara ilmiah.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran seperti itulah akhirnya bisa muncul berita hoax mengenai bencana alam. Iman memberi tips mudah mengenali berita hoax. Salah satu cirinya yaitu judul yang cenderung melebih-lebihkan. Begitu pula dengan sumber gambar yang telah ada sebelum pers resmi merilisnya, bisa dipastikan berita itu hoax.
Dewan pers menggunakan verifikasi media untuk bisa membedakan mana berita asli dan mana berita palsu. Salah satu caranya dengan check and re-check, riset dengan para ahli, serta wawancara para ahli.
Bencana alam yang sedang terjadi di Pekalongan adalah rob. Rob disebabkan oleh pasangnya air laut yang disebabkan oleh gravitasi bulan. Rob sudah menjadi langganan bagi daerah-daerah pesisir yang tipografinya flat atau datar. Menurut Iman sebagai mahasiswa kita tidak seharusnya hanya diam saja. Harus ada usaha untuk ikut menanggulangi bencana yang sedang terjadi di sekitar kita.
Hal serupa juga disampaikan oleh Iis Widya Harmoko, keadaan mahasiswa dan masyarakat tidak jauh berbeda.
“Kebanyakan masyarakat kita lebih memilih pasrah ketika tertimpa bencana dan akhirnya terpaksa menikmati hidup di tengah bencana,” ucap Kepala Data dan Informasi BMKG Jawa Tengah.
Adapun BMKG telah meluncurkan sebuah aplikasi mengenai prakiraan cuaca dan pengumuman langsung apabila terjadi suatu bencana alam. Aplikasi tersebut bisa menjadi acuan untuk mengetahui asli tidaknya kabar bencana alam. Beliau berharap agar jangan mudah termakan isu hoax mengenai bencana alam. Sebelum mempercayai suatu berita hendaknya kita mengecek keasliannya. Beliau juga berpesan agar aplikasi baru Al Mizan bisa disisipi mengenai tips-tips mencegahbencana serta artikel-artikel bencana alam.
Oleh:Regina Ratna (Anggota Magang)