Kamis, (15/7) terpantau pada pukul 20.00 WIB, sejumlah masyarakat sekitar Pekalongan memadati Pasar Banyurip. Kerumunan terjadi akibat informasi yang beredar di media sosial bernada “Pekalongan Melawan: Seruan Aksi Pedagang,” yang akan berlangsung pada malam Jumat. Untuk mengantisipasi kerumunan di masa pemberlakuan PPKM darurat Jawa-Bali, terlihat beberapa petugas gabungan yang terdiri dari TNI, Polri serta Satpol PP di sekitar lokasi.
Kabar terkait seruan aksi pedagang pun telah tersebar luas di media sosial. Hingga petugas gabungan dikerahkan untuk berjaga-jaga di sekitar lokasi. Petugas gabungan dikerahkan untuk memastikan aksi tersebut dan mengantisipasi kerumunan di lokasi hingga pukul 21.30 WIB, namun tidak ada seruan aksi yang berlangsung. “Kami gali dan cari perkembangan di lapangan malam ini karenakan infonya kan malam ini. Titik kumpul di Pasar Banyurip, baik kita cek apakah benar akan terjadi,” tutur Fahruji selaku petugas BABINSA Banyurip.
Karena tidak terjadi pergerakan petugas gabungan akhirnya meninggalkan lokasi yang dirasa sudah aman meninggalkan satu tim patroli PPKM untuk memantau warga yang belum meninggalkan lokasi. Kasat Trantib Keluharan Banyurip, Sutrisno menjelaskan bahwa kabar terkait aksi tersebut tidak benar. “Kami diberikan mandat dari atasan untuk berjaga-jaga di sekitar pasar Banyurip untuk mengantisipasi aksi, yang informasinya telah beredar di medsos dengan titik kumpul pasar Banyurip. Namun ternyata itu hanya hoax,” ujar Sutrisno
Faizin selaku ketua RT untuk wilayah Pasar Banyurip, mencoba memastikan aksi tersebut sesuai informasi yang diterimanya melalui media sosial. Namun, tak ada aksi apapun di sekitar Pasar Banyurip. “Itu sebebarnya hoax, terus terang pamfletnya juga tidak ada tanggalnya dan juga tujuannya ke DPR atau DPRD. Kalau DPR berarti Jakarta kalau DPRD berarti Pekalongan,” ungkap Faizin mengkonfirmasi kabar tersebut.
Kru LPM Al-Mizan mencoba mengkonfirmasi seruan aksi tersebut. Namun, mereka enggan untuk dimintai keterangan. Melihat beberapa masyarakat yang belum membubarkan diri, tim patroli PPKM menghalaunya. “Sebenarnya ini juga dapat membahayakan masyarakat, makannya kita halau untuk pulang supaya tidak berkerumun. Mungkin ini tadikan ada sedikit informasi yang salah, sehingga masyarakat langsung ke tempat.” Ungkap Guritno petugas tim patroli PPKM Pekalongan.
Editor: Puput Lidya Sari