Penelitian dalam dunia Perguruan Tinggi merupakan bagian yang sangat penting, karena ia memiliki muatan akademis dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui penelitian masalah yang tengah dihadapi oleh masyarakat bisa dipecahkan. Sedangakan secara akademik penelitian merupakan bagian dari pengembangan keilmuan. Jika sebuah Perguruan Tinggi tanpa adanya aktifitas penelitian, maka patut di pertanyakan keberadaannya.
Kita tengok sejenak apa sebetulnya tujuan didirikannya Perguruan Tinggi apakah sekedar untuk menampung mahasiswa atau memberikan pekerjaan bagi para dosen. Melalui PP No. 60 tahun 1999 bab II pasal 2 bahwa peran Perguruan Tinggi amatlah strategis, hal ini terefleksi dalam esensi Perguruan Tinggi yaitu menyiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaryakan ilmu pengetahua dan kesenian. Serta mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan kesenian serta mengupayakan penggunaan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional.
Tujuan sebagaimana tersebut di atas, sesuai dengan sasaran atau tujuan yang akan dicapai oleh Perguruan Tinggi, antara lain pertama, menghasilkan lulusan yang bermutu, berguna bagi masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan kedua mengembangkan serta menyebarluaskan ilmu agama dan kebudayaan demi kesejahteraan masyarakat. Kalau dilihat dari sini, maka dalam konteks mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, peran penelitian sangatlah dominan. Sedangkan bagi kesejahteraan masyarakat bisa diterjemahkan sebagai tugas Pengabdian Pada Masyarakat (PPM). Jadi muara dari penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tidak lain adalah masyarakat itu sendiri.
Seperti pepatah mengatakan bahwa jika ada asap pasti ada api, begitupula permasalahan yang sedang kita hadapi. Selain kurangnya minat, masih kurangnya ilmu mahasiswa dalam hal penulisan karya ilmiah juga menjadi kendala. Ada juga sebagian besar orang menganggap bahwa kemampuan menulis ilmiah oleh mahasiswa masih rendah karena sedikitnya karya ilmiah mahasiswa Indonesia yang diterima di ranah Internasional bila dibandingkan dengan negara maju lain di dunia atau bahkan di Asia tenggara. Berdasarkan data Indonesian Scientific Journal Database terdata sekitar 13.047 buah jurnal di Indonesia yang berkategori ilmiah yang masih aktif, sangat tertinggal jauh dari Malaysia yang sudah 55.211 dan Thailand 58.931.
Rendahnya kemampuan mahasiswa dalam menulis ilmiah disebabkan karena kurangnya minat membaca mahasiswa dan sebagian besar penduduk Indonesia. Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi. Membaca itu referensi untuk menulis, bagaimana bisa seseorang menulis jika tidak suka membaca. Mustahil seseorang bisa menulis kalau yang bersangkutan tidak suka membaca karena kedua kegiatan saling beriringan. Perbandingan dapat dilakukan dengan pengamatan di tempat-tempat umum seperti stasiun, terminal dan di dalam kendaraan umum. Masyarakat di negara-negara maju seperti Jepang dan Inggris menggunakan waktu senggang yang mereka miliki untuk membaca. Mereka selalu membawa buku saku hingga buku besar untuk dibaca di tempat umum. Di Indonesia pada tempat tersebut terjadi sesuatu yang sangat berbeda. Masyarakat Indonesia jarang yang menghabiskan waktu luang dengan membaca buku seperti di negara maju lainnya. Mereka lebih suka mengobrol, bermain alat elektronik, bahkan tidur. Walaupun, ada juga beberapa orang yang masih membaca koran.
Adapula faktor lain penyebab rendahnya kemampuan menulis karya ilmiah juga dipengaruhi oleh kurangnya pengakuan dari pemerintah terhadap karya tulis mahasiswa Indonesia yang berkualitas. Hal itu membuat mahasiswa berpikir, “Untuk apa susah-susah membuat karya tulis yang baik, toh dari pemerintah tidak ada penghargaan, hanya buang-buang waktu saja.” Sedangkan di luar negeri, mahasiswanya benar-benar mendapat respon positif dan perhatian dari pemerintah. Selain kalau pun ada penelitian, sekedar bersifat formalitas dan tidak jarang penelitian by order atau penelitian berdasarkan pesanan.
Sebetulnya dalam hal ini kita tidak boleh menyalahkan satu pihak saja, karena banyak faktor yang menyebabkan permasalahan tersebut terjadi. Yang harus kita lakukan bukanlah saling tuding dan menyalahkan, tetapi bagaimana kita memiliki kesadaran dan bisa ikut berperan serta dalam memberdayakan menulis di lingkungan kita, apalagi peran kita sebagai mahasiswa adalah agen of change sebagai ujung tombak dari bangsa dan negara. Sudah seharusnya kita mengabdikan diri memalaui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi tanggung jawab kita terutama dalam hal penelitian. Bukan hanya bualan dan penelitian yang tanpa bobot, tetapi wujud real dari pembelajaran kita saat ini.