lpmalmizan Tradisi Festival Pemotongan Lopis Raksasa, turut memeriahkan Pekan Syawalan di Kota Pekalongan. Dengan diameter 250 cm, tinggi 232 cm dan berat total 2018 kg, proses pembuatan lopis tersebut memakan waktu hingga 3 hari. Berbeda dari tahun sebelumnya, Festival ini berlangsung selama 3 hari (15-17/4).
Dengan tajuk “Semangat Kolaborasi Untuk Menjaga Tradisi” festival ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Kapolres, Ketua DPRD Kota Pekalongan, Dinas Pariwisata, Perwakilan TNI dan Kepala Gereja. Sebelum acara pemotongan, beberapa kegiatan seperti Bazar UMKM, jalan sehat, musik religi, dan donor darah diselenggarakan pada Senin-Selasa (15-6/4).
Pada puncak acara Festival Pemotongan Lopis Raksasa, rangkaian acara diawali dengan Kirab Anak Lopis serta pertunjukan musik gambus. Prosesi Pemotongan lopis pertama kali dilakukan oleh Achmad Afzan Arslan Djunaid selaku Wali Kota Pekalongan sekaligus membuka acara puncak syawalan, Rabu (17/4). Dalam sambutannya Beliau berharap supaya acara seperti ini tidak hanya digelar sekali saja.
“Semoga dari tahun ke tahun tidak hanya di syawalan saja tapi sebelum dan sesudah mungkin bisa 3-4 hari supaya juga lebih ramai lagi.” Ungkapnya.
Asror selaku generasi ke 3 dari perintis festival ini turut menyampaikan harapannya saat memberikan sambutan. Sama seperti harapan Wali Kota Pekalongan, beliau juga berpikir untuk mengadakan festival selama satu minggu penuh.
“Semoga di tahun-tahun berikutnya akan tetap terselenggara dan lebih meriah lagi kami bahkan sempat berpikiran dibuat festival yang mungkin seminggu penuh, tidak hanya di sini tapi di Krapyak.” Ucapnya.
Beliau juga menambahkan alasan dari pengambilan tema “Semangat Kolaborasi Untuk Menjaga Tradisi” untuk menjaga kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia.
“Lopis ini bukan hanya untuk orang islam tapi ini untuk indonesia makanya kami mengangkat tema Semangat Kolaborasi Untuk Menjaga Tradisi,” Imbuhnya.
Asror juga meminta maaf terkait pembatasan gerak para pengunjung demi ketertiban dan kenyamanan.
“Kami juga mohon maaf kepada para pengunjung karena acara seremonial ini kami batasi pergerakannya sehingga tidak bisa masuk untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan kita semua,” tuturnya.
Khusnul Khuluqo, salah seorang pengunjung Festival Pemotongan Lopis Raksasa dari Kedungwuni berharap agar acara ini dapat lebih baik dan tetap memerhatikan kenyamanan pengunjung, “Kedepanya untuk panitia bisa menyediakan kursi bukan hanya untuk tamu undangan tapi para penonton juga karena banyak orang tua yang kecapean akibat terlalu lama berdiri,” ungkapnya.
Penulis: Muslimah
Tim Liputan: Muslimah
Editor: Faiza Nadilah