Drrrrrttt…..drrrttt…drrrtt
Aku merasa ada yang bergetar di dalam tasku, tanpa pikir panjang langsung kurogoh tas ku dan, yap benar… ternyata ibuku menelfon .
“Assalamualaikum Rin”
“Waalaikum salam Bu”
“Gimana kabarmu? Sudah sholat ashar belum? Sudah makan siang kan?”
Yah.. ibuku memang orang yang paling menghawatirkanku, maklum.. itu karena aku jauh darinya. Terkadang karena kesibukanku, aku jarang menghubunginya, apalagi akhir-akhir ini aku sedang mengerjakan proyek besar untuk kenaikan jabatanku,.. jadi maklum juga kalau sekali menghubungiku, ibuku memberikan pertanyaan beruntun padaku.
“Alhamdulillah kabar baik bu, iya Rina udah shalat ashar ko’, dan sudah makan siang”
“Alhamdlillah kalau gitu.. terus sekarang lagi dimana?”
“Di dalam taksi bu, perjalanan pulang ke kontrakan.”
“Ohh… Rin, ibu kangeennn banget sama kamu, kamu kapan pulang Rin?”
……. diam aku bingung sebenarnya mau jawab apa, aku juga sudah rindu sama ibu, tapi pekerjaanku kali ini benar-benar tidak bisa ditinggalkan…
“Rin..? Kamu ko diem?”
“mmm.. doain Rina ya bu, agar cepet selesai pekerjaannya, biar bisa pulang, Rina juga kangen banget sama ibu.”
Meski ibuku termasuk orang yang paling pengertian padaku, selalu paham apa pekerjaanku, dan selalu memaklumiku yang jarang pulang ke rumah,.. tapi justru itu yang membuat aku selalu merasa bersalah. Aku di Jakarta sementara ibu di Bantul, jarak ini yang membuat aku dan ibu harus saling menahan rindu.
“Iya, ibu selalu doain kamu Rin, untuk cita-citamu ibu selalu dukung.”
Aahhh.. Ibu. Kata-katanya selalu membuat tetesan-tesan bening ini jatuh membasahi pipiku.
“Iya bu makasih ya, udah ngertiin Rina, Rina janji begitu proyek ini selesai, Rina segera pulang.”
“bener ya Rin..”
“Iya beneran bu, pokoknya begitu proyek ini selesai Rina langsung pulang”.
“yaudah kalau gitu, begitu sampai di kontrakan nanti, kamu langsung mandi ya terus jangan tidur kemaleman, nggak usah dipaksain begadang kalau lagi nggak enak badan, jaga kesehatan kamu.”
“Iya, siaapp ibu bos.”
“Yaudah kalo gitu, ibu tutup ya telfonnya, Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam..”
Lega rasanya, meski hannya beberapa menit, tapi cukup untuk obat rinduku.
“Berhenti depan ya pak”
“Iya neng.”
“Ini pak ongkosnya.”
Aahhhh…. lelahnya seharian ini mondar-mandir ngurusin proyek.. baru dipromosiin aja ribet ya ternyata. Karena hari ini terlalu lelah, aku akan tidur lebih awal agar besok badanku lebih segar.
Kringgg…kriinggg….kriinggg…
Ahhhh,…. Jam bekerku sudah berbunyi rupanya, dan ternyata sudah jam 5 pagi, begitu cepat hari ini berlalu, segera kutunaikan kewajibanku dan segera bersiap untuk berangkat ke kantor. Mungkin jika ibu tau kebiasaanku berangkat tanpa sarapan, pasti aku sudah diomeli olehnya, yahh.. karena aku harus sampai ke kantor tepat jam 7 dan jakarta macet, maka aku terbiasa hannya minum sereal saja.
*Setibanya di kantor*
“Pagi Rin..” sapa teman-teman kantorku
“Pagi semua.” balasku
“Cie.. super sibuk nih ya, mentang-mentang dipromosiin jadi wakil direktur,” celetuk Nisa salah satu teman cs ku di kantor.
“Hahahaha… amiinn, amiiinn,” jawabku
“Kapan nih ada waktu buat kita-kita?” celetuk Rere yang juga teman cs ku dikantor.
“Iya nih, payah si Rina sekarang udah nggak pernah hangout bareng kita-kita,” Eva pun menimpali.
Yahh… mereka bertiga adalah segerombolan manusia yang sembrawut,. Hehe.. tapi sesembrawut apapun mereka tetaplah kawanku. Eh,. Tapi untuk sembrawutnya itu hanya bercanda, sebenarnya mereka adalah orang-orang hebat, pekerja keras, baik dan tidak sombong.. wahh.. Kelebihan nggak ya ? Nggak sih, menurutku itu sudah tepat.
“Iya-iya ntar deh kalau semua urusanku udah kelar, kalian ku ajak ke rumahku, kita nanti muter-muter Jogja, gimana setuju??”
“Setuju !!” mereka serentak menjawab bersamaan.
“Awas ya Rin, pasti aku tagih nanti kata-katamu,” kata Eva seolah menjadi rentenir yang siap menagih hutang.
“Rani kamu dipanggil pak bos tuh,” kata Riki teman sekantorku juga.
*di Ruang bos*
“Gimana Rin, semuanya udah beres?”
“iya pak sudah, tinggal bikin slide presentasinya.”
“Ok kalau gitu hari ini kamu bikin slidenya, dan jangan lupa, besok presentasinya, siapkan baik-baik ya Rin, besok adalah waktumu.”
“Baik pak, akan saya tuntaskan semuanya hari ini.”
“Saya tau, kamu nggak pernah buat saya kecewa selama kita bekerja.”
“Baik pak, kalau begitu, saya tidak akan membuat bapak menyesal telah merekomendasikan saya.”
*keesokan harinya*
Aku telah siap dan berpakaian serapih mungkin untuk hari yang sudah aku nantikan ini. Segera aku keluar rumah dan memesan taksi. Lima menit kemudian taksi pun datang, ditengah perjalanan..
Ddrrrrtt…ddrrrtt..drrrtt..
Hand phoneku bergetar lagi, telfon dari ibuku.
“Halo, Assalamualaikum dek Rina,” suara pakdheku.
“Waalaikumsalam,..lho,. Ini pakdhe Pur ya?”
“iya Rin,. Ibumu sakit, dia sedang dirawat di ruang ICU, tadi pagi dia pingsan, dan sekarang dia memanggil-manggil namamu terus Rin.. Sebentar, pakdhe tak masuk ruangan, kamu nggak perlu bersuara, cukup dengarkan saja.”
“Iya pakdhe.”
Terdengar lirih-lirih,. Suara Ibu memanggil namaku..
“Rin…Ri-na,.. Rin,..Ri-na..”
Butiran bening itu langsung berjatuhan membasahi pipiku, aku nggak kuat denger suaranya…
Klik! Telphone segera kumatikan
“Pak puter balik, langsung ke bandara ya.”
“Nggak jadi ke kantor mbak?”
“Nggak pak, langsung ke bandara aja.”
Sepanjang perjalanan aku hannya bisa menangis,.. Entah sudah berapa bannyak air bening yang kujatuhkan.
Setibanya di bandara jogja. Aku langsung menyewa mobil dan menuju rumah sakit, dimana ibu dirawat.
Selama perjalanan di taksi tadi aku hanya meninggalkan pesan untuk bosku:
Maaf Pak, saya pagi ini tidak bisa hadir untuk presentasi.
Ada hal yang tidak bisa saya tinggalkan, untuk masalah promosi. Mungkin kali ini bukan waktunya untuk saya. Maaf saya telah mengecewakan Bapak.
Rina.
Kata orang Segalanya butuh uang, tapi bukan berarti tak butuh orang2 tersayang.
Fara Diba