Pertama kali saya melihat buku ini, saya tidak begitu paham apa maksud dari judul yang penulis sematkan pada karyanya ini. Awalnya saya juga merasa agak malas untuk membaca buku ini, tapi kelamaan saya mulai tertarik untuk menghabiskan membacanya. Aksara Amananunna adalah buku yang bermuatan 12 kisah, cerita, masalah, zaman yang ditulis dengan gaya vulgar, atau lebih tepatnya apa adanya. Dari mulai saya membacanya di bagian awal tersuguhkan cerita dengan embel-embel judul “Undang-undang Anti Bunuh Diri”, entah apa yang mendasari Rio untuk memasukan cerita yang agak kurang relevan dengan kehidupan, tapi nyata.
Bagian awal, membuat saya agak sedikit bosan, namun dengan penulisanyang membuat orang harus membaca dengan cermat dan teliti membuat saya tak bisa menghentikan membaca buku ini. Kisah pertama menceritakan sebuah kerajaan entah dimana, dan kapan itu terjadi mewabah sebuah penyakit yang sebetulnya tak layak dinamakan penyakit. Seluruh rakyatnya suku bunuh diri, alhasil raja pun geram dan membuat Undang-undang Anti Bunuh Diri.
Rio mengajak pembaca menjelajahi ruang dan waktu, dia juga mencoba mengoyak emosi pembaca dengan berbagai plot-plot yang tak terduga. Seluruh isi buku yang out of the box, membuat karya Rio Johan ini memiliki ciri khas, dengan cerita yang vulgar. Dari mulai kisah seorang lelaki rupawan yang terjebak dalam sebuah komunitas yang ternyata disitu tempat pemuas hawa nafsu biasa, sampai kisah perempuan cantik yang terpaksa menyamar menjadi laki-laki karena keadaan.
Kesemua cerita hampir di utarakan dengan sungkat, artinya tidak terlalu panjang, terkecuali hanya ada satu kisah yang menurut saya itu pamungkas dari buku Aksara Amananunna ini. Rio Johan sengaja meletakkannya di bagian akhir, dan ia beri judul “Susanna, Susanna!.” Kisahnya sangat jelas, bahkan pendalaman setiap tokohnya juga dipaparkan oleh Rio. “Sussanna, Sussana!” menceritakan seorang gadis yang rela menjadi laki-laki karena keadaan. Hal itu justru miris, pertemuan sang gadis dengan Susanna yang juga berkelamin dan senasib dengan dia membuat seluruh rencana sang gadis agak melenceng. Susanna yang disebuah kota dikenal sebagai seorang lelaki bernama Simon sukses mengajak sang gadis ikut bersamanaya. Susanna berhasil mengajak sang gadis keliling dunia bersama pelaut lain, kerna kebutulan dalam siasatnya Susanna berperan sebagai pelaut.
Sungguh hal yang tak diduga terjadi, bak terguyur air seni yang baunya menyengat. Gadis itu justru malah digauli oleh Susanna yang sama-sama seorang perempuan. Dengan menggunakan perkakas menjijikan berbentuk serupa penis lelaki, Susanna sukses membuat sang gadis kecanduan. Sussana itu sangat gila, selain pemabuk, wanita mesum ini juga ahli dalam bidang menggauli pelacur, sifat wanitanya yang sudah hampir lenyap menjadikannya bak lelaki ganas, haus akan birahi kepada seorang wanita lain. Kadang tak peduli, kodratnya sebagai wanita dilupakan begitu saja, Sussana tak segan menggauli sesama perempuan.
Rio Johan dengan sangat jelas memaparkan betapa busuknya seorang Susanna. Rio menggambarkan betapa menyeramkan dunia luar itu, tak hanya kisah Susanna. Kedua belas cerita yang pamerkan, semuanya menunjukan bahwa dunia luar itu kejam, tak berperikemanusiaan, bahkan cenderung liar. Dan Rio juga menunjukan harus seperti orang-orang yang ia pilih dalam melakoni ganasnya dunia luar, mereka semua sanggup menghadapi kedua belas zaman yang memang menyeramkan.
Judul Buku : Aksara Amananunna
Penulis : Rio Johan
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : Pertama, 2014
Tebal : 240 halaman
ISBN : 978-979-91-0704-6
Resensor oleh : Muhammad Arsyad