Rahayu mega berselimut pedut
Kawanan camar tak lagi gembita mencumbu semesta
Kini, temaram senja terbujur nista
Erangan alam kian mengangkasa
Jiwa-jiwa hanyut terseret ombak nestapa
Nyawa-nyawa hilang tercabik lapar
Adegio penuaan bumi semakin menjadi
Kerontang miskin semakin berapi-api
Duhai, amatlah rapuh dan terkoyak hati pak tua
Meratap pilu detiknya bersua ke peraduan
Sang cucu kian terbuai jendera.. tak teranggap lagi nasihatnya
Hendak menegur, si cucu menguliti
Pandai berdalih, berasas adat pak tua bukanlah tuntunan
Tanpa merenung bahwa lestarinya tenteram pun sebab pak tua
…gulana pak tua terus membuncah
Katanya “cucuku mengaku pendekar diin nya..
Tapi lupa akan kasih pada sesama,
Kepada siapa ia boleh titipkan damai alam yang dulu?
Sedang gelap kian mengepung.. dan pak tua pasti kan berpulang
Tapi pilu menyayat relung mengoyak ruang fuadi,
Mei Khasanatun Nisa