Menyambut 10 hari terakhir Ramadhan, pasti setiap muslim ingin mendapatkan Lailatul Qadar. Keinginan itu bukanlah suatu yang tidak beralasan karena Rasulullah SAW sendiri telah menyeru kepada umatnya agar supaya mendapatkan Lailatul Qadar. Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR. Bukhari). Lalu, Apakah Lailatul Qadar itu?
Lailatul Qadar ialah sebagaimana telah diterangkan di dalam Al-Qur’an Surat Al-Qadar, bahwa Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan dan juga dibarengi dengan diperingatinya sebagai malam diturunkannya Al Qur’an atau yang biasa disebut Nuzulul Qur’an. Jadi, Lailatul Qodar itu malam ketetapan di satu malam yang sangat penting dan terbaik yang hanya ada dan terjadi di bulan Ramadhan.
Namun, Lailatul Qadar itu tidak bisa kita tebak kapan terjadinya, Nabi Muhammad SAW pernah ditanya tentang peristiwa Lailatul Qadar itu, lalu beliau menjawab dalam hadist riwayat Abu Dawud radliyallahu’anhu, “Lailatul Qadar ada pada setiap bulan Ramadhan.” (HR. Abu Dawud). Kemudian, Menurut hadist Aisyah radliyallahu’anhu riwatyat Bukhori, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar itu pada tanggal gasal dari sepuluh terakhir pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari). Adapun pendapat para Ulama’ juga ada, bahwa Lailatul Qadar itu terjadi pada 17 Ramadhan, 21 Ramadhan, 24 Ramadhan dan tanggal gasal pada 10 akhir Ramadhan dan lain-lain.
Sejauh ini Lailatul Qadar tidak ada keterangan yang menunjukkan tanggal kepastiannya. Hikmah dari yang didapat tidak diberitahukannya tanggal kepastian tentang Lailatul Qadar adalah untuk mendorong setiap muslim agar terus beribadah, selalu mencari rahmat dan ridho Allah SWT kapanpun dan dimanapun, tanpa harus menetap pada satu hari saja. Jika malam Lailatul Qadar ini diberitahukan tanggal kepastiannya, maka yang terjadi orang akan beribadah sebanyak-banyaknya hanya pada tanggal tersebut dan tidak giat lagi beribadah ketika tanggal tersebut telah lewat.
Lailatul Qadar itu sendiri memiliki ciri-ciri yang telah disebutkan dalam Kitab Risalatussiyam. Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata dari Rasulullah SAW bersabda, “Malam yang terang benderang, rasa malam berhawa tenang, damai, tentram, tidak hujan, tidak ada angin kencang, tidak ada bintang yang berpindah-pindah dan paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.”(HR Ibnu Abbas). Telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang berbunyi dari Abu Hurairah RA berkata, Kami telah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” Mungkin maksud Rasulullah itu adalah malam Lailatul Qadar bercirikan bulan yang berukuran separuh nampan.
Malam kemulian atau Lailatul Qadar itu alangkah lebih baiknya diisi dengan menambah dan lebih giat lagi dalam beribadah seperti yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW yaitu, Rasulullah menghidupkan malam di 10 akhir Ramadhan, Rasulullah beri’tikaf di dalam Masjid pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan. Aisyah radliyallahu’anhu berkata, “Nabi apabila telah masuk sepuluh malam (akhir dari bulan Ramadhan) beliau mengencangkan kainya, dan beliau menghidupkan malam, dan membangunkan istri beliau” (HR Bukhari). Rasulullah ketika di masjid beliau melakukan shalat wajib, shalat sunnah, berzikir, berdoa dan Rasulullah mandi di antara waktu Maghrib dan Isya. Aisyah radhiyallahu’anha berkata, “Rasulullah SAW jika bulan Ramadhan (seperti biasa) tidur dan bangun. Dan manakala memasuki sepuluh hari terakhir beliau mengencangkan kainnya dan menjauhkan diri dari (menggauli) istri-istrinya, serta mandi antara Maghrib dan Isya.”
Adapun ciri-ciri orang yang mendapat Lailatul Qadar orang tersebut ibadahnya lebih rajin daripada sebelumnya. Orang tersebut menjadi lebih rajin shalat, puasa, sedekah, dan tidak pula berani mengerjakan hal-hal yang maksiat seperti mabuk-mabukan, berjudi, atau pun berzina. Itulah malam kemuliaan atau Lailatul Qadar, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan malam kemulian tersebut, dan termasuk menjadi golongan orang-orang yang rajin beribadah setiap waktunya, setiap harinya dan dimanapun berada agar selalu mendapatkan lindungan dari Allah SWT, serta rahmat dan Ridho-Nya.
Aris Yusuf Mochamad