Bunyi ngeong yang indah tanpa resah
Menembus relung malam, menusuk dalam
Menggiring laron ke jalan cahaya
Menjelma sebagai selendang sutra hijau
Yang melilit tubuh dan kalbu rumput-rumput kafir
“Pus,” kusabda kau menjadi keliaran
Ubahlah senyummu jadi seringai
Anggap saja,
Kebenaran itu sepotong daging gemuk bagimu,
Mangsalah!
Lalu
Muntahkanlah menjadi ayat-ayat munafik
Lalu galilah lubang di pinggir jalan
Muntahkanlah di lubang itu
Agar,
Siapa saja yang menciumnya
Berbalik arah, dari jalan kebenaran
“Pus.”
Ternyata kau adalah rekayasa
Jinak liarmu adalah peran majikanmu
Harusnya kau adalah pedoman dan rahmat
Bukan alat pembelokan atas nama ayat