lpmalmizan Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Gusdur Pekalongan berkolaborasi, gelar acara Tadarus Intelektual pada Senin (1/4). Bertempat di Auditorium Student Centre UIN Gusdur, acara ini mengangkat tema “Membangun Nalar Kritis Berlandaskan Nilai-Nilai Qur’an”.
Presiden Mahasiswa UIN Gusdur, Wisnu Akbar Prihatnala menjelaskan bahwa tujuan dari acara ini adalah menyadarkan mahasiswa tentang kondisi ekologi di bumi sedang krisis. Melihat akhir-akhir ini banyak terjadi bencana alam, seperti halnya di Pekalongan ketika terjadi bencana tanggul jebol yang diakibatkan ulah manusia itu sendiri.
“Tujuan kita yang pertama menyadarkan, yang kedua kita mau rencana dari adanya kegiatan ini muncul satu komunitas atau sekumpulan orang yang fokus pada isu-isu ekologi,” jelas Wisnu.
Acara Tadarus Intelektual digelar dengan menggandeng lima narasumber sebagai pemantik diskusi. Mulai dari aktivis desa, aktivis muda NU, tokoh agama, santri milenial, hingga WALHI Jateng.
Nur Aofal, selaku ketua SEMA menuturkan bahwa Tadarus Intelektual digelar untuk meramaikan bulan suci Ramadhan dan juga Nuzulul Qur’an. Dirinya juga menjelaskan jika target peserta adalah mahasiswa umum dan mengundang dari kampus terdekat seperti ITS NU dan STAIKAP.
“Target pesertapun juga mahasiswa umum, kita juga mengundang dari luar, baik dari kampus-kampus sekitar ada ITS dan juga STAIKAP,” ujar Aofal.
Seperti halnya organisasi kemahasiswaan lain yang sudah membagikan jadwal kegiatan dibulan Ramadhan, Tadarus Intelektual harusnya digelar pada tanggal 28 Maret. Namun karena adanya kendala, acara ini mengalami perubahan jadwal menjadi tanggal 1 April.
“Kemarin, kenapa kok acaranya mundur karena dari rangakaian acara itu ada beberapa yang memang harus dipastikan dulu. Baik dari pemateri dan kita ada satu atau dua acara sebelum ini yang harus diselesaikan dulu, dan juga ada dimana ada koordinasi dengan pihak luar juga, dari kampus-kampus lain. Jadi kita dari persiapannya, agak kurang jadi kita undurkan acara ini jadi satu April,” jelas Aofal.
Salah seorang peserta, Nur Afifah dari program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) mengaku mengikuti acara ini karena tema yang diangkat menarik dan relate dengan keadaan saat ini.
“Yang pertama karena temanya menarik dan relate sama keadaan saat ini, kan tadi juga sudah dijelaskan,” kata Afifah.
Penulis: Dina Fitriana
Tim Liputan: Dewi Lutfiyani, Muslimah, Dina Fitriana
Editor: Alifatul Qaidah