Bukan Senja, Ia adalah Fajar
Benar,
Ini bukan lagi tentang Senja
Ia adalah Fajar yang menggairahkan Lara
Sinarnya ramah
Nyata yang menghidupkan
Fajar ialah setia
Ketika malam yang kejam
Sebab sembab netra Lara-telah habis masanya,
Secepatnya ia menjemput Lara
Kendaraan Fajar
Kukuruyukkk ialah kendaraan Fajar
Menuju indera pendengaran Lara
Apabila kukuruyukkk dengan tegas menjalankan tugasnya
Sinarnya yang ramah akan
Mengarah pada kelopak mata Lara
Menggugahnya
“Laraaaa,”
(Sudah saatnya Lara menatap semestanya yang mesra)
Racikan Sinar Fajar
Bagi Lara, sinarnya hangat
Walau tak jarang juga sengaja menyengat
“Kau buruk rupa, kalau selalu sembab matanya”
“Silakan marah, Ra”, kata Fajar yang tak pernah menyaksikan Lara membuang amarahnya
Atau, jika Lara keras kepala
Maka Fajar mengancam takkan pernah memaksa apapun untuk
Selamanya
Kata Lara, hangatnya tercipta dari bagian semesta yang langka, semacam racikan yang tak pernah membosankan
Sungguh mengagumkan
Lara Terbangun, Tak dapat Membendung
Memang,
Sebenarnya sejak lama Lara tak mampu menuang air mata yang dibendungnya
Barangkali Lara terlalu fasih untuk mengatakan
“Tak apa-apa”
Namun, sekali lagi Fajar adalah mengagumkan
Darinya-Lara belajar menuang,
Bahkan terbiasa menumpahkan apa yang terbendung dari sekitar
Fajar dapat membangunkan Lara
Dari kecewanya kepada semesta
Iya, semesta dalam arti yang sebenarnya
Sumpah
Fajar bersumpah ia tak akan berubah,
Pun Lara ikut bersumpah tak akan berubah
Fajar akan terus meniupkan sinar ke pelupuk indera Lara
Begitu juga Lara, ia akan selalu bergairah menyambut sinar Fajar
Entah hangat atau menyengat
Semoga begitu dan akan terus seperti itu
Hingga habis masa di dunia
Penulis: Nur Hidayah
Editor: Arjun Naja