lpmalmizan.com – Polemik pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang berlanjut, Forum Masyarakat Terdampak Ujungnegoro – Karanggeneng – Ponowareng– (FORMAT UNGKAPNO) kembali gelar aksi damai jilid ke-28. Mereka menuntut keadilan harga tanah yang digunakan mega proyek 1 x 2.000 Megawatt di Desa Ujungnegoro pada Selasa (13/12) di Depan Pendopo Kabupaten Batang.
Aksi ini juga sebagai bentuk kegeraman warga dengan Pemerintah Batang (Pemkab) Batang yang dulu menjanjikan akan menolak adanya proyek PLTU, namun hingga saat ini nyatanya proyek tersebut hampir selesai dibangun.
Muhammad Hambali, selaku Koordinator Lapangan (Korlap) yang menjadi orator pada aksi tersebut menyampaikan bahwa aksi ini sekaligus menjadi momentum warga FORMAT UNGKAPNO ‘bernostalgia’ atas perjuangan yang telah mereka lakukan kurang lebih sepuluh tahun yang lalu.
“Hari ini adalah hari kita bernostalgia (dalam kanda kutip), dengan semangat perjuangan, kita menolak rencana pembangunan PLTU Batang oleh PT. Bhimasena Power Indonesia sekitar sepuluh tahunan yang lalu,” ungkapnya dengan lantang saat orasi.
Masyarakat yang tergabung dalam FORMAT UNGKAPNO berkumpul di perempatan Desa Ujungnegoro ,dan mulai bergerak menuju Kantor Pemda Batang pukul 08.00 WIB. Ada yang menggunakan sepeda motor, angkutan umum, dan minibus. Aksi damai ini dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan pembacaan Surah Yasin, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan orasi aspirasi, kemudian doa penutup.
Dalam orasi aspirasi, Hambali mewakili suara masyarakat, menanyakan dimana keberadaan Pemkab Batang yang seharusnya melayani masyarakat, serta dimana keberadaan pihak-pihak yang seharusnya ada ketika masyarakat membutuhkan.
“Perjuangan kita sepuluh tahun yang lalu tidak pernah didukung dan dipedulikan oleh pihak-pihak manapun, kecuali oleh Lembaga Bantuan Hukum dan para pengacara. Kemana Pemerintah Kabupaten Batang yang harus melayani masyarakatnya? Kemana aparat penegak hukum yang wajib melindungi dan mengayomi masyarakat? Kemana instansi Provinsi Jawa Tengah yang telah menyetujui AMDAL PLTU Batang? Kemana LSM-LSM pembela masyarakat? Kecuali Go Green dan Green Peace. Entah kemana dan dimana beliau-beliau berada sepuluh tahun ini,” teriaknya dengan lantang.
Meskipun tidak ada jawaban pasti atas pertanyaan tersebut, masyarakat menyampaikan bahwa mereka akan berjuang hingga menemui keadilan. Seperti yang disampaikan oleh Dasil, salah satu warga yang mengikuti aksi damai ini,
“Dengan bersemangat, kami akan memperjuangkan hak dan menuntut keadilan sampai kapanpun, bahkan jika keadilan belum juga tercapai, generasi penerusnya yang akan melanjutkan perjuangannya,” ujarnya saat diwawancarai.
Tim Liputan : Nur Hidayah, Sholikhul
Editor : Erna Hidayah