lpmalmizan.com – Atlet cabang olahraga panjat tebing kontingen UIN K.H Abdurahman Wahid Pekalongan berhasil raih 10 besar di babak final pada ajang perlombaan Pekan Seni Olahraga Nasional (Pesona) yang berlokasi di kampus 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rabu (10/8).
UIN K.H Abdurahman Wahid Pekalongan mengirimkan 8 atlet pada cabang olahraga ini. Terdapat 2 jenis kategori dalam perlombaan panjat tebing, diantaranya kategori lead putra/putri dan kategori speed klasik putra/putri.
Peserta dalam kategori lead putra yaitu Muhammad Khaerul Gunawan dan Ahmad Maulana Kholil, peserta kategori lead putri yaitu Inayatul Aviyani dan Putri Noviana, peserta kategori speed klasik putra yaitu Syahda Yafi Nabil Hamam dan Rizqi Izrul Alamsyah, serta peserta kategori speed klasik yaitu Aryani Eka Sulistiya dan Indah Marina.
Terdiri dari 3 babak dalam pertandingan ini, diantaranya babak kualifikasi, semi final dan final. Dari ketiga babak tersebut, kontingen UIN K.H Abdurahman Wahid Pekalongan berhasil masuk 8 besar di babak final pada kategori lead putri atas nama Putri Noviana.
Ketua umum UKM Gemalawa Ahmad Maulana Kholil mengatakan bahwa persiapan yang dilakukan yaitu sejak 3 bulan sebelum Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) diadakan. Terdapat berbagai macam program pelatihan serta tes fisik yang sesuai dengan arahan coach.
“Persiapannya selama 3 bulan sebelum acara Porseni, kemudian ditambah 2 bulan lagi setelah Porseni untuk dikatakan fix menghadapi Pesona. Persiapan tersebut terdiri dari tes fisik serta menjalankan program latihan sesuai arahan dari coach selama 3 bulan. Lalu mulai penentuan antara yang ikut lead dan speed untuk mempermudah porsi latihan. Serta ada tes berendam juga untuk menstabilkan otot-otot,” jelas Ahmad Maulana Kholil.
Inayatul Aviyani selaku peserta panjat tebing kategori lead putri mengatakan bahwa ajang perlombaan Pesona ini bisa menjadi bahan belajar untuk ke depannya.
“Kesan saya dalam mengikuti Pesona ini saya bisa reuni dengan teman-teman panjat tebing lainnya yang pernah bertemu di ajang perlombaan lain. Selain itu, juga bisa menjadi latihan untuk ke depannya walaupun saat ini baru bisa masuk 10 besar,” ujar Inayatul Aviyani.
Pelatih panjat dinding, Muslihul Umam mengatakan bahwa persaingan yang terjadi cukup ketat.
“Untuk pesaingnya jelas kalau dilihat dari kasat mata sangat jauh, karena ada 2 atlet laki-laki yang sudah masuk di PON, dan ada pula atlet yang sudah terbiasa manjat tebing dari kecil sehingga secara tekhik mereka lebih menguasai, berbeda dengan kita yang baru berlatih semenjak masuk kuliah. Berhasil masuk kedalam 10 besar merupakan prestasi yang luar biasa” ”. Terang Muslihul Umam selaku pelatih peserta panjat tebing.
Ahmad Maulana Kholil beharap dengan mengikuti Pesona dapat menjadi bahan evaluasi belajar para atlet agar lebih giat berlatih dan bisa lebih baik lagi dalam menghadapi ajang-ajang perlombaan berikutnya.
“Ya mudah-mudahan bisa juara nasional/internasional untuk kedepannya,” kata Ahmad Maulana Kholil.
Penulis : Suci Wiji Asih
Tim Liputan : M. sholikhul
Editor : Aisa Khumairoh