lpmalmizan.com – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan memulai kegiatan pembelajaran semester genap tahun akademik 2021/2022 dengan metode perkuliahan tatap muka (PTM) terbatas yaitu jumlah peserta setengah (50%) dari total mahasiswa dalam satu kelas pada Selasa (1/3).
Berdasarkan SK Rektor Tentang Kalender Akademik IAIN Pekalongan Nomor : 29 Tahun 2022 dan SE Rektor 06/In.30/B.III/PP.00.9/02/2022 ada beberapa informasi tentang PTM semester genap tahun akademik 2021/2022, bahwasannya PTM sebenarnya akan dilaksanakan Senin (28/2), namun hari tersebut merupakan hari libur nasional yang diperingati sebagai Hari Isra’ Mi’raj. Sehingga pelaksanaan PTM tersebut baru dilaksanakan pada Selasa (1/3).
“Menurut saya perkuliahan offline yang dilaksanakan hari ini belum terlihat apakah sudah efektif atau belum, karena untuk menilai efektifitas PTM harus melihat praktiknya dulu, paling tidak setelah satu bulan berjalan baru bisa dinilai. Treatment–nya gimana, terus antusiasme mahasiswa gimana, karena memang salah satu faktor dilaksanakannya kuliah offline kan atas keinginan mahasiswa sendiri, untuk merasakan kembali suasana kuliah. Banyak mahasiswa yang mengatakan bahwa ketika kuliah offline ilmu yang didapat lebih masuk daripada ketika online,” terang Iqbal selaku dosen Fakultas Syariah (Fasya).
Avinatun Nisa’ selaku mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) menyetujui pelaksanaan PTM pada semester genap ini, hanya saja dengan sistem perkuliahan 50/50 ini masih dirasa kurang efektif bagi mahasiswa dalam menyerap mata kuliah . Dalam pelaksanaanya bisa jadi dalam satu kelas setengah offline dan setengah lagi online. “Untuk mahasiswa yang mendapat bagian online terkadang merasa kurang diperhatikan ketika mata kuliah berlangsung karena pembelajaran lebih difokuskan kepada mahasiswa yang kuliah offline.”
Di sisi lain, Mesza Astri Daniswari selaku dosen FEBI berpendapat lebih memilih perkuliahan offline untuk praktik. Namun jika kondisi semakin mengkhawatirkan akibat naiknya kasus positif Covid-19, Ia mengaku lebih memilih perkuliahan online.
“Saya lebih memilih kuliah offline karena pada dasarnya saya mengampu mata kuliah yang diharuskan praktik. Hanya saja terkadang masih ada rasa khawatir ketika harus mengajar di masa pandemi seperti ini, terlebih saya memiliki anak kecil di rumah. Tapi mau bagaimana lagi, memang sudah menjadi tanggung jawab dan merupakan tugas negara yang harus dilaksanakan. Saat ini yang terpenting tetap menjaga kesehatan dan selalu menerapkan protokol kesehatan, Insya Allah aman,” terangnya.
Iqbal selaku dosen Fasya, berharap vaksinasi bagi mahasiswa harus tetap dilaksanakan karena bisa saja masih ada mahasiswa yang belum di vaksin. Dengan melakukan vaksinasi, artinya kita melindungi diri sendiri dan juga orang lain. Ia juga berharap untuk kedepannya ada ruangan yang bisa menunjang dilaksanakannya blanded system (ruang tele conference). Selain itu, mahasiswa juga agar lebih aktif berdiskusi dengan teman-teman dan menjalin kedekatan sehingga merasakan nyaman dalam belajar, serta ikut aktif dalam kegiatan organisasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus agar bisa meng-upgrade skill.
Tim Liputan : M. Hammam, M. Sholikhul, Nanda Nisrina
Penulis : Suci Wiji Asih, Mei Ariastati
Editor : Erna Hidayah