Konsolidasi Mahasiswa yang berlangsung di Kantin Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah (FUAD), IAIN Pekalongan, menampung berbagai aspirasi. Salah satu poin yang dominan di bahas dalam forum tersebut terkait kebijakan pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) di masa PPKM Darurat Pandemi Covid-19. Minggu, (18/7).
Terkait UKT, aspirasi mulanya dilontarkan oleh M. Thoriqul Ibad, Ketua DEMA FUAD. “Kita ini terdampak semua, tapi dari kemarin-kemarin jika ingin memperoleh keringanan UKT syaratnya banyak sekali. Salah satunya meminta surat ke desa bahwa kita berasal dari keluarga tidak mampu,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan disituasi pandemi ataupun PPKM Darurat saat ini semua orang terkenan tekanan kesehatan maupun ekonomi. “Terlalu banyak syarat, padahal kita semua merasakannya. Apa kita harus miskin dulu baru mendapat keringanan UKT?” Imbuh Thoriq.
Dalam forum tersebut menyepakati aspirasi terkait UKT semua mahasiswa mendapatkan potongan sebesar 25% tanpa terkecuali.
Farhan, anggota DEMA FUAD, memberikan argumentasinya, kepada Kru Al-Mizan, ia menyebut bahwa banyak mahasiswa terdampak pandemi kesulitan membayar UKT. “Dilihat dari apa yang kita dapat ‘kan itu tidak sesuai dengan apa yang kita bayarkan” Ia membandingkan kesesuaian UKT dengan fasilitas kampus saat pandemi.
Konsolidasi yang digagas Senat Eksekutif Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut ini berlangsung hingga sore hari. Selain membahas UKT, forum juga menyoroti berbagai kebijakan kampus seperti ranah pembelajaran, kegiatan kemahasiswaan, hingga fasilitas penunjang.
Muhammad Mukhlis, Ketua SEMA I menjelaskan akan menemui Rektor dan ketiga wakilnya satu minggu setelah konsolidasi dilaksanakan untuk mengadakan audiensi dengan pihak rektorat. “Akan dilakukan audiensi offline bersama Pak Warek bersama SEMA, DEMA, teman-teman aliansi yang akan ditunjuk sebagai Jubir (Juru Bicara –red).” Terang Mukhlis.
Ketua DEMA I mengatakan ketika ditanya mengenai hasil konsolidasi, ia menyebut bahwa konsolidasi jilid pertama ini belum membuahkan hasil. “Ini masih belum ada hasil yang signifikan. Nanti ‘kan kita ada konsolidasi jilid dua, ada tahapan-tahapannya.” Jelas Riril Widi Handoko,
Peserta konsolidasi didominasi oleh perwakilan Ormawa. Berbekal keluhan dari masing-masing Ormawa, diharapkan konsolidasi jilid satu ini menawarkan solusi. Ilyas, sebagai perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir, mengharapkan hasil konsolidasi dapat berdampak bagi mahasiswa. “Jangan cuma dibahas, terus habis itu hilang.” Pungkasnya.
Penulis : Ni’amil Jannati
Reporter : Ni’amil Jannati, Aisa Khumairoh
Editor : Daniel Alif