Pikirmu selaksa tombak, tajam dan menikam
Sedang hati mu semegah kasih di lantik malam
Jadikan siang silau bersimpuh sembunyikan malu.
Kau selayak selendang muda melambai ayu,
Meliuk, mencecar angin menyibak tanah,
Bangun enggan terinjak.
Suara tak lebih nyaring dari jejak tapak perjuanganmu
Sutra tak lebih lembut dari elok luhur kasihmu.
Engkau tuli, bisu , bahkan cacat untuk mengikuti remehan kepada puan.
Hentikan tengadah mereka yang acuh pada kuasa.
Mantra penikam kebodohan, lanyah rupa bacaan pengetahuan.
Pemberedelan ketidaksetaraan,
Dibungkam pada jiwa yang tak mau padam
Puan,
Tuan tak lagi menjadi majikan
Sedang puan diam dalam pangkuan.
Kini puan berjalan layak sampan bermesra badai,
Kecil jadikan ia yang berani menuai berkat.
Terimakasih,
Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat.