Uang sejumlah 160 ribu menjadi nominal yang harus dibayarkan mahasiswa baru untuk mengikuti acara Orientasi Minat dan Bakat (Ombak) 2019. Eko, Ketua Steering Commitee (SC) Ombak, mengatakan bahwa nominal yang cukup menguras kantong itu murni digunakan untuk membiayai acara Ombak yang berlangsung selama dua hari yaitu, 24-25 Agustus 2019 di Kampus 2 Rowolaku, Kajen, Pekalongan. (24/8)
Sama halnya dengan penuturan Eko, Lukman Hakim, Ketua Dema-I mengatakan bahwa uang 160 ribu tersebut memang digunakan untuk anggaran acara Ombak. “Ya kita menarik iuran 160 ribu untuk acara ini berdasarkan prinsip kalau di SK Kemendikbud Indonesia itu dari mahasiswa, oleh mahasiswa, untuk mahasiswa. Organisasi mahasiswa harus bisa mengelola seperti itu dari maba, oleh maba, untuk maba,” tandas Lukman. (24/8)
Meskipun pada acara PBAK mahasiswa baru tidak dimintai sejumlah pungutan, namun mereka tetap diharuskan mengeluarkan uang 160 ribu untuk mengikuti kegiatan pasca PBAK ini.
Lebih jelas lagi, Noval selaku bendahara Dema-I membeberkan perihal dana anggaran Ombak secara lebih rinci. “Iuran 160 ribu itu murni hanya untuk acara Ombak. Dari uang segitu rinciannya 50 ribu untuk kaos, 15 ribu untuk perlengkapan panggung dan teratak booth UKM/UKK, 15 ribu untuk malam inagurasi, 15 ribu lagi untuk kesekretariatan; gantungan kunci, administrasi, sertifikat, surat-surat. Terus ada lomba-lomba, nah itu buat tropinya. Untuk 5 ribu buat seminar dan terakhir 60 ribu untuk konsumsi maba tiga kali,” paparnya (24/8).
Abdul Rahmad, salah satu mahasiswa baru dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab mengaku tidak tahu-menahu perihal rincian dana yang sudah ia dan teman-temannya bayarkan. Dia mengaku bahwa percaya saja dengan pengelolaan dana yang dilakukan oleh panitia PBAK.
“Ya, kalau saya sih percaya aja sama panitianya itu uang buat apa. Katanya kan buat makan, kaos, panggung-panggung. Terus ngundang bintang tamunya kan juga pasti mahal. Jadi, ya percaya sajalah,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Zulfa Firdaus Safitri dari jurusan Akuntansi Syariah. “Saya tidak tahu tentang rincian uang 160 ribu rupiah itu. Kalau setahuku, uang segitu itu buat makan tiga kali, kaos, sama panggung-panggung, dan dari teman-teman satu grup pun tidak ada yang membahas masalah ini.”
Terkait persoalan ketidaktahuan mahasiswa baru mengenai uang 160 ribu rupiah yang dikeluarkan oleh mereka, Lukman membenarkan perihal tersebut. “Ya kalau ada maba yang tanya kami jabarkan sama mereka, tapi tidak ke semua maba. Itupun tidak secara rinci, hanya garis besarnya saja, karena rinciannya itu banyak sekali,” tuturnya.
reporter: Vita/Naela/Aris