lpmalmizan.com-(12/07) Kampus adakan pembekalan untuk para delegasi guna persiapan teknis saat Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni, dan Riset (Pionir) IX yang akan diselenggarakan 15-21 Juli 2019 di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
“Sejauh ini persiapan untuk menghadapi Pionir IX sudah maksimal. Setelah melalui proses sosialisasi, pendaftaran, seleksi peserta yang dilanjutkan dengan pelatihan terpusat sesuai bidangnya sejak tiga bulan lalu, kini institut mendelegasikan 26 orang Official (pendamping) dengan 104 kontingen dari 31 cabang lomba yang diadakan. Cabang lomba tersebut diantaranya pekan ilmiah, olahraga, seni dan riset,” tutur Muslih, Warek III (12/07).
Untuk beberapa cabang olahraga, dikarenakan lapangan areal kampus yang tergenang banjir rob, pihak kampus memberikan kebebasan untuk berlatih di luar. Dalam hal fasilitas, sebenarnya kampus sudah menyediakan, namun kurang memadai karena faktor alam, sehingga pada akhirnya bermitra dengan pusat-pusat pelatihan diluar agar tetap maksimal dan tetap terpantau.
Lebih lanjut Muslih menambahkan, untuk pendanaan sendiri menurut Muslih sudah cukup dan relatif. Dalam artian dari mempersiapkan sosialisasi, pembinaan, hingga pulang dari lomba sudah cukup dan maksimal.
“Masing-masing kontingen ada yang mencari pelatihnya sendiri. Dan kampus tetap memfasilitasi dengan uang pembinaan untuk pelatih dan kontingen, ungkap Muarif Rohman (12/07), peserta Pionir Musabaqoh Hifdhil Quran. Hal serupa juga dikatakan oleh Diky Miftahudin, atlet olahraga dari cabang voli. Menurutnya, fasilitas yang diberikan kampus cukup lengkap, dari lapangan yang disewakan hingga konsumsi yang selalu disediakan di setiap pertemuan pelatihan.
Namun, berbeda dengan Muarif dan Diky, menurut Enghaqiah, salah satu atlet Taekwondo yang akan maju di cabang seni, “Karena cabang yang diikuti saya adalah cabang seni, jadi saya membutuhkan seragam. Namun dalam hal ini, kampus tetap memberikan biaya tetapi tidak secara full. Dalam artian, saya masih harus mengeluarkan tambahan biaya untuk seragam.”
Kendala utama yang dihadapi oleh para delegasi adalah kurangnya waktu latihan. Waktu efektif untuk latihan kurang lebih hanya satu bulan dan sudah terpotong dengan ujian akhir semester sehingga fokus untuk latihan efektif terbagi dengan fokus untuk mempersiapkan ujian akhir. Namun dapat dikatakan, jika delegasi yang mengikuti lomba Pionir IX ini rata-rata sebelumnya sudah pernah mengikuti lomba bahkan menjuarai cabang yang diikutinya.
Rombongan diberangkatkan pada 14 Juli kemarin malam. Dengan segala persiapan yang sudah dilakukan, pihak kampus menargetkan masuk dalam peringkat 10 besar di ajang tersebut. Sehingga untuk para delegasi dan atlet yang mengikuti Pionir IX tidak hanya untuk silaturahmi tetapi ketika pulang juga harus membawa prestasi.