lpmalmizan.com, IAIN Pekalongan – Selasa (02/04/2019) Jelang pelepasan mahasiswa mahasiswi IAIN Pekalongan, calon wisudawan dan wisudawati dibebankan iuran alumni sebesar 140 ribu. Melalui koordinasi acara pelepasan yang diadakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), bertempat di lantai satu gedung FTIK. Calon wisudawan FTIK diberi pengarahan tentang iuran alumni yang dibebankan kepada mereka, yang dapat diterima tanpa berat hati oleh calon wisudawan.
Dalam acara koordinasi pelepasan tersebut calon wisudawan dan wisudawati Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, diberi penjelasan mengenai iuran tersebut oleh Dekan FTIK dan jajarannya yang turut menghadirkan ketua Ikatan Alumni (IKA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan serta IKA Institut tahun lalu. Calon wisudawan dan wisudawati FTIK mengungkapkan bahwa mereka tidak keberatan atas iuran alumni yang dibebankan sebesar 140 ribu kepada mereka.
Salah seorang calon wisudawati FTIK, Yaumul Marhamah prodi PAI mengungkapkan bahwa dirinya tidak keberatan mengenai iuran alumni tersebut. “Saya sendiri tidak keberatan mengenai iuran itu ya, karena rinciannya sudah jelas untuk pembangunan masjid, iuran anggota dan pembuatan kartu alumni. Kartu alumni sendiri kan memang diwajibkan untuk semua alumni, ya nantinya juga bisa jadi bukti atau tanda pengenal bahwa saya adalah alumni IAIN Pekalongan,” ujar Yaumul.
Sementara itu calon wisudawan FTIK yang lainnya Umar Salim Wahid mengutarakan hal yang sama, bahwa dirinya pun juga tidak keberatan mengenai iuran alumni yang dibebankan kepada dirinya. “Saya sendiri tidak keberatan mengenai iuran 140 ribu itu, kalau itu memang benar untuk pembangunan masjid ya saya setuju- setuju saja. Pembuatan kartu alumni pun juga jelas, nantinya kita dapat kartu bahwa kita alumni IAIN Pekalongan saya sendiri tentunya tidak keberatan ya,” Ungkap Umar
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan.
Sopiah menuturkan bahwa iuran alumni sebesar 140ribu merupakan iuran Ikatan Alumni tingkat Institut dan besarannya merupakan kebijakan mandiri pengurus berdasarkan rapat Ikatan Alumni tingkat Institut. Pihak IAIN menyerahkan sepenuhnya kebijakan iuran tersebut kepada Ikatan Alumni tingkat Institut untuk dikelola mandiri.
“Tadi kami hanya klarifikasi mengenai iuran tersebut, bahwa iuran itu dari IKA Institut, suratnya pun dari Ikatan Alumni Institut untuk calon alumni atau calon wisudawan langsung, nomor rekeningnya pun pengurus IKA Institut. Pihak kampus tidak ikut mengelola atau menggunakan uang itu, kan nantinya uang iuran tersebut langsung ditransfer ke nomor rekening bersangkutan. Maka dari itu pihak FTIK menghadirkan ketua IKA Fakultas dan IKA Institut untuk lebih menjelaskan lagi mengenai iuran tersebut,” jelas Sopiah saat ditemui diruangannya.
Sopiah juga menyampaikan bahwa iuran tersebut terdapat perincian di dalam surat yang sudah diedarkan, terdapat alokasi dana guna pembangunan masjid atas nama alumni di kampus IAIN yang ada di kajen. Hal ini merupakan kali pertama penarikan dana pembangunan masjid pada angkatan ini.
“Suratnya pun juga sudah diedarkan, ada perincian iuran itu untuk apa saja. 100 ribu itu nantinya kan untuk pembangunan masjid atas nama alumni di kampus sini. Sumbangan dana pembangunan masjid itu tidak hanya angkatan ini saja, rencananya IKA Institut akan meminta sumbangan dana pembangunan masjid yang nilainya minimal 100 ribu, kurang lebih selama empat atau delapan angkatan mulai dari angkatan ini, jadi informasi ini supaya jelas dipahami oleh calon wisudawan dan wisudawati ” imbuh Sopiah.
Rotib Muntaqo selaku pengurus Ikatan Alumni Institut dan juga ketua IKA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 2018 menjelaskan bahwa uang 140 ribu guna keperluan dengan rincian seperti pembangunan masjid alumni, pembuatan kartu alumni dan iuran anggota.
“Uang 140 ribu, nantinya untuk keperluan seperti pembangunan masjid atas nama alumni sebesar 100 ribu, iuran anggota 25 ribu dan juga pembuatan kartu alumni 15 ribu. Iuran anggota hanya dilakukan cuma satu kali itu seperti registrasi awal dan nantinya uang itu dikelola mandiri oleh tiap angkatan per fakultas. Pembuatan kartu alumni sendiri itu wajib, ya karena nantiya ditakutkan ada orang yang mengaku- ngaku alumni IAIN Pekalongan, dengan adanya kartu alumni nantinya bisa diidentifikasi apakah orang tersebut benar- benar alumni sini atau bukan,” Ungkap Rotib.
Rotib juga menegaskan bahwa uang iuran alumni akan kembali lagi kepada alumni, pasalnya dana tersebut dikelola mandiri oleh Ikatan Alumni. Penarikan sumbangan pembangunan masjid yang dilakukan juga mempengaruhi besaran biaya yang di keluarkan oleh calon wisudawan.
“Kalo mengenai dana pembangunan masjid memang baru di tariki iuran mulai angkatan ini dan rencana juga untuk angkatan selanjutnya, sebelumnya tidak ada iuran untuk pembangunan masjid. Selama ini hanya dana pembuatan kartu alumni, iuran anggota dan untuk kenang- kenangan saja, karena ada rencana pembangunan masjid atas nama alumni maka di buatlah sumbangan dana yang besarnya 100 ribu itu. Sehingga calon wisudawan dan wisudawati mulai angkatan ini mengeluarkan iuran lebih besar dari tahun sebelumnya,” Ujar Rotib saat ditemui usai acara.