lpmalmizan.com– Dalam rangka memperingati Maulid Nabi dan Hari Pahlawan, Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Pekalongan (baca: DEMA –I ) adakan sholawat dan tausyiah kebangsaan, minggu (11/11). Bertempat di Jalan Raya Kusuma Bangsa, acara dihadiri oleh ratusan mahasiswa IAIN Pekalongan dan masyarakat setempat.
Dalam kesempatan ini, DEMA-I menggandeng Mahabbatul Musthofa (MMS) dan Az-Zahir Pekalongan sebagai pengisi hadrah dalam rangkaian acara IAIN Pekalongan bersholawat. MMS dan Az-Zahir sendiri merupakan grup hadrah asal Pekalongan. Lebih kurang 3 jam, MMS dan Az-Zahir berhasil membawakan sholawat dihadapan para hadirin.
Dalam sambutannya, Rektor IAIN Pekalongan sangat mengapresiasi acara ini. Meski acara digelar di jalan, hal tersebut tidak mengurangi rasa antusiasme hadirin. Terlebih acara IAIN bersholawat berkaitan erat dengan moto IAIN Pekalongan yaitu Spirituality dan Nationality.
“Kalau kita menghayati lantunan sholawat, itu berkaitan dengan moto IAIN selanjutnya, yaitu nasionalisme,” tukas Ade Dedi Rohayana selaku Rektor IAIN Pekalongan.
Seusai bersholawat, acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Habib Ahmad Muhammad Al-Habsyi asal Solo, Jawa Tengah. Untuk mengawali tausiyahnya, Habib Ahmad Muhammad Al-Habsyi meminta hadirin untuk tidak hanya mendengarkan tausiyah, namun juga membayangkan kisah hidup dan perjuangan Rosululloh pada saat menakhlukan Kota Mekkah. Menurutnya hal ini penting, karena hadirin tidak hanya mendengarkan, namun turut membayangkan untuk kemudian dapat merasakan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Jika seluruh umat Islam dapat merasakan perjuangan Nabi, maka seluruh masyarakat Indonesia juga harus dapat membayangkan perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi Indonesia merdeka. Karena jasa para pahlawanlah, masyarakat Indonesia bisa hidup dengan tenang dan ibadahpun ikut tenang.
Habib Ahmad Muhammad Al-Habsyi juga menghimbau agar masyarakat Indonesia jangan mudah terprofokasi tentang isu hoax. Apalagi pada saat musim pemilihan presiden seperti sekarang ini.
“Jangan sibukan kita dengan kabar hoax, tapi sibukan kita dengan Nabi Muhammad. Karena siapapun yang jadi presiden, tidak akan bisa memimpin kalau tidak mendapat kemudahan dari Allah SWT. Sibuk memilih yang ini dan yang itu sehingga kita lupa mendoakan. Lebih baik kita mendoakan, siapapun nanti yang akan menjadi presiden atau pemimpin bangsa ini, semoga diberi kekuatan untuk dapat memimpin bangsa ini,” sambung Habib Ahmad Muhammad Al-Habsyi.
Dwi Setya, mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah mengaku sangat antusias dalam menyambut acara ini. “Acaranya luar biasa. Rame, senang sih saya bisa ikut. Ya walaupun agak ngantuk sih karena pulangnya larut malam,” ujar Dwi saat ditemui seusai acara.
Amin Hidayat selaku ketua panitia mengatakan bahwa acara ini melibatkan 150 panitia dengan rincian 115 panitia dari mahasiswa umum IAIN Pekalongan dan selebihnya dari pengurus DEMA-I. “Untuk persiapannya sendiri, kami (panitia) hampir satu bulan ya,” jelas Amin saat dimintai keterangan.