Pekalongan, lpmalmizan.com – Selasa, (14/8) mahasiswa baru (maba) IAIN Pekalongan mengikuti acara PBAK dihari kedua. Dimana pemandangan tampak sedikit berbeda dari hari sebelumnya. Jika kemarin masih banyak peserta yang menggunakan pakaian berwarna dan atribut yang kurang lengkap, namun hari ini semua peserta sudah mulai serempak mengenakan atribut dan baju hitam putih seperti yang ditetapkan panitia.
Acara dimulai dengan apel pagi dan dilanjut kegiatan sosialisasi. Selain sosialisasi terkait kelembagaan DEMA Institut dan SEMA Institut, maba juga mendapatkan materi oleh K.H. Ahmad Baso. Ia adalah seorang penulis asal Makassar dan produktif dalam berkarya. Ia juga sudah menuliskan banyak buku. Salah satu karya best sellernya adalah Islam Nusantara. Dalam acara PBAK kali ini, Ahmad Baso memaparkan tentang Ahlul Sunnah Wal Jamaah, sosial kepolitikan dalam Islam dan pentingnya menjaga kesatuan NKRI.
Dalam acara ini, Tiana Maharani sebagai peserta PBAK menyatakan bahwa pentingnya toleransi. “Di Indonesia sendiri ada beberapa aliran-aliran Islam seperti NU dan Muhammadiyah dan lain-lain. NU dan Muhammadiyah menjadi guru bangsa Indonesia. Walaupun kita berbeda aliran tapi kita tetap satu yaitu agama Islam,” ucap Tiana Maharani, mahasiswa baru jurusan pendidikan Bahasa Arab selepas mendengar pemaparan dari Ahmad Baso.
Sedangkan menurut Dwi Naila Karisma, Prodi PGMI mengatakan bahwa remaja sangat membutuhkan materi tentang aswaja. “Materi aswaja sangat sesuai dengan keadaan sekarang, karena pemuda sekarang perlu untuk diajarkan lebih mendalam tentang aliran aswaja,” tuturnya.
Adapun menurut M. Hendra Firdaus, dirinya merasa senang dan ada sedikit cemas. “Menurut saya PBAK ini menyenangkan walau terkadang ada yang bikin deg-degan. Di PBAK ini saya dapat bersosialisasi dengan banyak orang dan mendapatkan teman baru,” tukasnya.
Oleh: Sodru