Setelah satu minggu bencana rob melanda daerah Panjang Pekalongan, genangan air rob masih terlihat di beberapa titik dengan ketinggian yang bervariasi. Namun, ada yang berbeda di masjid Walisongo Jalan Kusuma Bangsa pada Senin (28/5) pagi. Jika biasanya masjid dipenuhi oleh warga atau mahasiswa yang mampir untuk beribadah atau sekedar istirahat, pagi itu masjid tampak diramaikan anak kecil berseragam merah putih, para ibu yang bergerombol, serta beberapa guru yang sedang merapihkan lembar jawab ujian. Mereka adalah siswa, wali murid dan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sudirman yang terletak di seberang masjid Walisongo.
Saat kami melakukan survei langsung ke MI Sudirman, seluruh area sekolah tampak digenangi air rob dengan ketinggian sebetis orang dewasa kecuali ruang guru dan satu kelas baru yang memang sengaja ditinggikan. Dengan keadaan yang demikian, pihak sekolah sepakat untuk melakukan kegiatan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) di Masjid Walisongo. “Kami mempunyai dua option untuk melakukan UKK, yang pertama bekerjasama dengan dinas pendidikan dan ditawari untuk melakukan UKK di SD Kandang Panjang 10 atau 11 yaitu pada siang hari. Kedua, UKK dilakukan di Masjid Walisongo dengan ijin pengurusnya,” ungkap Angga-guru olahraga-mewakili kepala sekolah yang sedang tidak berada di tempat. Pertimbangannya jika UKK dilakukan pada siang hari tidak akan efektif karena orang tua tidak sanggup mengantarkan anaknya lantaran harus bekerja pada siang hari. Pihak sekolah pun tidak mungkin meminjam gedung untuk melakukan UKK karena tentunya akan memakan banyak biaya. Akhirnya pihak sekolah sepakat untuk melakukan UKK di Masjid Walisongo sebagai solusi yang terbaik.
Jadwal UKK MI se-Kota Pekalongan yaitu sejak hari Sabtu (26/5), namun karena air rob sangat tinggi dan tidak memungkinkan untuk UKK, akhirnya sekolah diliburkan sampai keadaan membaik. “Karena mundur dua hari, jadi jadwal UKK ikut menyesuaikan mundur dua hari. Tidak mungkin kami menunda terlalu lama karena memang soal ujian harus dijaga kerahasiannya,” tambah Angga saat kami tanya terkait jadwal UKK.
Dengan pelaksanaan UKK yang ala kadarnya ini seluruh siswa mengerjakan soal ujian dengan lesehan di lantai masjid. Seluruh siswa kelas satu sampai lima menjadi satu di pelataran masjid bagian depan, kecuali kelas empat. Mereka menempati ruang kelas yang tidak terendam air rob di gedung sekolahnya. Ismi selaku wali kelas kelas satu pun merasakan kendala dengan UKK yang demikian. “Kendalanya sih terlalu ramai mbak. Kalau di ruang kelas kan ada sekatnya, nah ini dijadikan satu semua tanpa sekat. Siswa kelas satu dan dua harus dibacakan soal ujiannya, alhasil kami para guru harus super lantang membacakan soal,” papar Ismi.
Tidak hanya itu, UKK di pelataran masjid ini juga mendapatkan respon positif dari wali murid dan juga siswa. “Dengan keadaan seperti ini, kami orang tua mendukung keputusan sekolah. Kalau ditunda-tunda lagi juga tidak mungkin wong sebentar lagi kan lebaran,” tutur Eka yang saat itu tengah menunggui anaknya di beranda masjid. Sementara itu, Gani siswa kelas dua yang telah selesai mengerjakan UKK, dengan gaya anak kecil, mengaku tidak ada masalah dengan UKK di masjid, “Seneng sih, bisa main”. []