Pekalongan- Abraham Samad melakukan kampanye anti korupsi di Auditorium IAIN Pekalongan Rabu malam (17/1). Saat ditemui secara khusus, Abraham menyatakan dirinya kini tengah berfokus dalam upaya pencegahan pemberantasan korupsi untuk 45 tahun mendatang.
Baginya, pemberantasan korupsi tak bisa melulu dengan represif yaitu melakukan penangkapan terhadap oknum tersebut dan menjebloskannya ke penjara.
Perlu ada kombinasi, lanjut Abraham, antara penindakan dan pencegahan. Artinya seusai oknum di lembaga tersebut, maka langsung dilakukan observasi atau diagnosa dalam bahasa medis terhadap lembaga tersebut. Sehingga menimbulkan oknum tersebut melakukan tindakan korup.
Suatu kali di waktu kecil, kisah Abraham, pernah ia ditegur ibunya tersebab kapur tulis. Pada waktu zaman Abraham bersekolah, penggunaan papan tulis dengan kapur itu lumrah. Demi mengerjakan tugas sekolah di rumah.
Abraham kecil meminta kapur pada sang guru. “Akan tetapi guru itu tidak mengatakan ya atau tidak, saat saya mengambil kapur itu,” tutur Abraham. Sontak saja tanpa menunggu respon sang guru, Abraham kecil mengambil 5 batang kapur yg masih penuh.
Sesampainya dirumah, barulah ia ditanya oleh sang ibu, seusai memasak. “Kau dapat dari mana itu kapur?” tentu saja Abraham menjelaskan perihal ia mengambil kapur itu. Hingga ibunya bertanya bagaimana ibu guru menanggapi pertanyaanmu itu? Seperti telah disampaikan diatas sang guru tidak menjawab apakah diperbolehkan atau tidak. Episode selanjutnya, sang ibu meminta Abraham kecil untuk mengemasi kapur itu dan dikembalikan barang itu.
“Bagi ibu saya, barang yang tidak ada manfaatnya sekalipun kalau itu bukan hak kita, tak boleh diambil. Itulah yang terus mengena di kepala saya,” sebut Abraham menceritakan masa silamnya perihal pencegahan korupsi sejak di lingkungan keluarga.
Abraham menekankan bahwa anti korupsi sudah diajarkan lewat keluarga, tidak perlu orangtua yang berpendidikan tinggi. Lewat hal sederhana hal itu bisa dilakukan oleh semua orangtua, caranya mendidik dengan hati dan akhlak yang baik.