Negeri yang indah, nyaman, dan damai. Ketiga hal itu mungkin menjadi impian terbesar bagi seluruh orang di dunia ini pastinya. Tak kalah juga dengan Indonesia, negeri dengan berbagai macam keindahan alamnya, keramah tamahan rakyatnya, dan kebebasan yang dimilikinya. Bisa dibilang Indonesia sudah memiliki tiga hal ideal tersebut, namun agaknya akhir-akhir ini Indonesia yang disebut sebagai tanah surga mengalami berbagai cobaan terkait ke-tiga hal di atas.
Kenapa demikian? Entahlah apa penyebabnya. Hanya karena kejahilan orang yang tak bertanggung jawab berimbas kepada kesatuan negeri ini. Contoh saja permasalahan penistaan agama yang terjadi di ibu kota sana. Membuat perpecahan yang mengatas namakan agama, kini membuat Indonesia mulai mengalami ketegangan yang berkelanjutan, dan ditambah dengan isu-isu radikalisme yang terjadi di kalangan pemuda saat ini. Hal yang demikian seharusnya tidak lah terjadi, karena sudah sangat jelas dalam dasar negara kita butir pertama Ketuhanan Yang Maha Esa yang mengartikan sebuah toleransi yang kuat dengan menjalankan kebebasan beragamanya masing-masing.
Apa kita sudah lupa? Betapa sulitnya sang proklamator kita, Ir. Soekarno menyatukan berbagai pulau, suku, agama, adat istiadat untuk menjadi kita Indonesia. Perjuangan untuk menyatukan semuanya sangatlah alot di dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 72 tahun silam. Sampai akhirnya lahirlah pancasila sebagai dasar negara kita yang berlandaskan satu rasa, yaitu sebagai negara yang pernah terjajah dan demi mempertahankan bersatunya Nusantara yang telah diraih oleh Gadjah Mada dalam Sumpah Palapanya. Setelah semua itu, apa kita sebagai anak cucu sang proklamator pantas untuk menggantikan itu semua? Yang sudah lama ada tanpa ada usikkan dari siapa pun dan tanpa ada kepentingan apapun selain untuk kesatuan Indonesia.
Amat sangatlah durhaka kita jika menggantikan dasar negara ini dengan apapun itu. Menyoret sejarah yang telah dibuat oleh para syuhada kita untuk kesatuan bangsa ini, bagaikan kacang yang lupa akan kulitnya. Karena Indonesia bukanlah Islam, Indonesia bukanlah Kristen, Indonesia bukanlah Budha, tapi Indonesia adalah Pancasila. Perbedaan, keberagaman, biarlah menjadi warna untuk negeri tercinta ini. Agama mana pun pasti sama ketika kita bisa mencintai negerinya, disaat itu pula kita mencintai agamanya. Jika masih ada perpecahan di negeri ini yang masih mengatas namakan agama, berarti mereka telah lupa dengan pancasila, dan sudah sepatutnya kita mengingatkan mereka bahwa kita ini adalah Indonesia, dan kita adalah Pancasila.
Kini sudah 72 tahun pancasila lahir, jangan hilangkan pancasila dari dasar negara kita. Buatlah garuda dengan bertamengkan 5 dasar negara itu terus bebas terbang dan diingat oleh masyarakatnya, agar mereka tahu perjuangan pahlawan kita tidaklah sia-sia. Negeri dengan keindahan yang berlimpah ini masihlah sama 7 tahun lalu dengan pancasila sebagi dasar negara. Tugas untuk meneruskan tongkat perjuangan pahlawan ada pada kita, calon pemimpin bangsa dan pastinya kita yang selalu berlandaskan pada pancasila. Semoga kelak bangsa ini tetap utuh dengan satu tekad. Kami Indonesia, Kami Pancasila.
Penulis : Yusuf Mantoro – KPI/2
Tulisan ini bagian dari challenge terkait Hari Lahir Pancasila 1 Juni.