Penduduk yang kini menghuni Bali dulu berasal dari dua golongan. Yang pertama adalah orang Bali asli atau dikenal dengan nama Bali Aga dan yang kedua adalah pendatang dari Jawa atau lebih dikenal sebagai Bali Majapahit.
Bali Aga sekarang dapat dilihat di Desa Trunyan. Jika ada kematian orang-orang di desa ini menaruh mayat di bawah pohon ”Taru Menyan”. Menurut kepercayaan masyarakat setempat bau mayat dihilangkan oleh aroma yang keluar dari pohon itu.
Desa Tenganan juga termasuk desa Bali Aga. Penduduk desa ini dikenal oleh masyarakat luas karena mempunyai hasil kerajinan kain tenun Pegeringsingan. Pewarna alami dari daun-daunan menyebabkan kain tenun tradisional ini sangat indah. Tenunan khas masyarakat Bali ini banyak dicari dan harganya mahal.
Bali Majapahit adalah keturunan pendatang dari Jawa. Pada saat Kerajaan Majapahit jatuh karena perang saudara, banyak pengikut-pengikut setia sang raja yang melarikan diri ke arah timur menyeberangi perairan Selat Bali.
Di samping alamnya yang indah, Bali memiliki pesona budaya yang kuat untuk menarik minat para turis. Banyak tamu yang berkunjung ke Bali terutama terpikat dengan tradisi dan adat istiadat yang dipegang teguh oleh rakyat Bali
Di Bali orang-orang Majapahit ini meneruskan tradisi leluhur. Berbagai upacara adat yang bercampur dengan ajaran keagamaan dipertahankan secara ketat. Tempat-tempat ibadah seperti pura, sanggah, merajan dibangun dengan megah.
Di kemudian hari kebudayaan Bali tersohor di seluruh dunia berkat kunjungan wisatawan yang kian meningkat. Sebagian besar penduduk Bali adalah keturunan Bali Majapahit dan perkembangan aneka seni dan budaya yang menyertainya menjadi santapan dan hiburan bagi pelancong-pelancong dari negeri asing yang berkunjung.
Penulis : I Wayan Budiartawan, tinggal di Karangasem, Bali. Ia pernah mengikuti Kursus Mentor Graphics di Singapura, Amerika Serikat transit di Jepang 1992 – 1993, dan sempat menjadi Pengajar dan Peneliti di ITB 1992 – 1997. Sejak 2011 – sekarang aktif menulis di internet.