“Orang kalau mau hidupnya tenang, ia harus menikmati paginya, niat dan tawakal atas apa yang akan ia lakukan kepada Allah. Belajar dibikin asik aja, jangan sepaneng. Kita harus bisa membagi waktu dan tidak mengakhirkan apa yang bisa dilakukan sekarang, ” ungkap Ahmad Assegaf, wisudawan terbaik program magister PAI IAIN Pekalongan.
Pak Assegaf, demikian biasa ia dipanggil-adalah salah satu dosen Bahasa Arab IAIN Pekalongan. Berawal dari hobi mengikuti diskusi untuk mendapatkan ilmu baru, Pak Assegaf terus bersemangat menyelesaikan pendidikan S2-nya. Selain karena tuntutan pekerjaan, orang tua yang notabene seorang pendidik juga menjadi motivasi beliau dalam menuntut ilmu. Keteguhan dan semangat beliau dalam mencari ilmu dapat dibuktikan dengan penobatan beliau sebagai wisudawan terbaik program Magister IAIN Pekalongan tahun 2016/2017 dengan IPK 3,68.
Dosen keturunan arab ini mengaku mempunyai jadwal yang terbilang padat, karena harus mengajar di SMP pada hari senin sampai kamis dan di IAIN Pekalongan sejak kamis hingga sabtu. Terlebih lagi sabtu juga merupakan jadwal berkuliah. Akan tetapi di tengah kesibukan beliau tersebut, Pak Assegaf masih meluangkan waktunya untuk menyelesaikan pendidikan magisternya.
Yang terpenting adalah kita mau meluangkan waktu untuk menulis
“Yang terpenting adalah kita mau meluangkan waktu untuk menulis. Permasalahan sulit ketemu dosen ketika bimbingan atau lainnya, itu tidak menjadi masalah yang berarti karena semua kembali kepada tulisan kita, ” ungkapnya saat crew LPM Al-Mizan temui usai acara Pelepasan Wisudawan Magister IAIN Pekalongan pada hari Minggu (5/3) di Hotel Pesona Pekalongan.
Berkaitan dengan buku bacaan, beliau sangat menyukai buku pendidikan karya Syaikh M. Mutawalli Asy-Sya’rawi seperti Al-Islam wa al-Fikr al-Mu’ashir (Islam dan Pemikiran Modern) dan Syaikh Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) al-Insan al-Kamil. Dengan latar belakang pendidikan S1 di Madinah, Arab Saudi beliau mengaku lebih betah membaca buku dalam bahasa Arab ketimbang bahasa Indonesia.
“Saya bisa duduk lama-lama kalau baca buku bahasa Arab, lebih terhipnotis dan kebiasaan saja,” ujar pria bertubuh tinggi dan tegap tersebut.
Setelah meraih gelar S2-nya dengan predikat cumlaude, beliau berencana melanjutkan studi S3 dengan mencari beasiswa di luar negeri.
Pak Assegaf telah menunjukkan kepada kita, bahwa mimpi dapat diwujudkan dengan niat yang kuat. Seperti kata beliau “Niat adalah kunci pertama, niat yang betul dan dijalani, insya Allah segalanya dimudahkan.”[]
Penulis : Elif Hudayana
Editor : Fatoni Prabowo Habibi