Dalam rangka mengawali perkuliahan semester genap, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan menyelenggarakan acara Stadium General (read: SG), pada hari Kamis(2/2) di auditorium kampus IAIN Pekalongan. SG kali ini mengangkat tema “Membangun dan Mewujudkan Zona Integritas di Kalangan Civitas Akademika IAIN Pekalongan” dengan menghadirkan narasumber Dr. Habib Zaid bin Yahya dari Yaman, dan ketua KPK Republlik Indonesia, Ir. Agus Rahardjo, ST., MSc., Mgt.. Namun sayangnya, pada kesempatan ini Ir. Agus Rahardjo berhalangan hadir.
Acara dimulai sekitar pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Animo mahasiswa pun sangat baik terbukti dengan membludaknya peserta SG, sehingga sebagian mahasiswa terpaksa duduk di luar auditorium. Dalam pidatonya, Habib Zaid mengungkapkan bahwa zona integritas dapat diwujudkan dengan meneladani ajaran Rasul. Di antara ajaran Rasul yang dapat dijadikan sebagai upaya mewujudkan integritas yaitu menguatkan keimanan, upaya pengawasan dengan mewujudkan keadilan sosial yang merata, pemimpin mengumumkan kekayaannya, membangun hubungan yang baik antara pejabat dengan bawahannya, tidak menerima hadiah selain gaji sendiri, pengawasan dari masyarakat, adil di mata hukum, memperberat hukuman bagi pelaku kejahatan, dan menjaga amanah.
Menurut salah satu peserta SG, acara ini sangat baik untuk kalangan mahasiswa. Terlebih lagi dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Namun, ia menyayangkan ketidakhadiran salah satu narasumber, pembagian snack yang tidak merata, dan ukuran spanduk yang terlalu kecil. “Ukuran spanduknya terlalu kecil untuk acara sebesar ini, dan hal ini justru mengganggu pemandangan”,tutur salah satu peserta saat kami temui usai SG.
Arif Chasanul Muna, H., Lc, MA, selaku moderator dan penerjemah Habib Zaid mengaku bahwa ada beberapa materi yang tidak dapat tersampaikan secara luas karena waktu yang terbatas, dan untuk SG ke depan, beliau berharap agar peserta dapat lebih kondusif sehingga acara berjalan dengan hikmat.
Dr. Habib Zaid bin Yahya juga menuturkan intensitas waktu untuk diskusi kurang karena hanya dua orang penanya saja.
Penulis : Elif Hudayana dan Nailatul Khusna
Editor : Anifah dan Fatoni Prabowo Habibi