KEDUNGWUNI, – Meriahkan tradisi syawalan, warga Ambokembang gang 9 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan membuat gethuk lindri sepanjang 350 meter, kemarin. (2/7)
Jajanan tradisional berupa gethuk lindri ini, disajikan diatas meja memanjang sepanjang jalan gang 9 Ambokembang dan Pondok Miftakhul Ulum. Gethuk tersebut langsung ludes dalam kurun waktu kurang dari 10 menit oleh warga dan para pengunjung seusai gethuk disajikan.
Jumhan, selaku kepala Desa Ambokembang menuturkan bahwa kegiatan tersebut merupakan keenam kalinya dilaksanakan sejak tahun 2012 silam. “Dan kali ini kami membuatnya sepanjang 350 meter, namun tak selebar tahun sebelumnya. Dikarenakan tahun ini singkong yang biasanya dari hasil sumbangan warga, kali ini kami harus membelinya dan juga untuk mencegah aksi rebutan yang sudah pernah terjadi,’’ tuturnya.
Panitia mengaku, kegiatan tersebut dimulai dari jam 1 malam, dan selesai jam 6 pagi. Acara dimulai jam 8 pagi dan proses pemotongannya dilakukan pada jam 9 yang juga di meriahkan dengan organ tunggal.
Gethuk lindri ini disajikan untuk masyarakat dan pengunjung secara cuma – cuma alias gratis. Dan bagi pengujung yang tidak kebagian gethuk di sepanjang gang, panitia sudah menyediakannya di halaman pondok pesantren Miftakhul Ulum.
Pembuatan gethuk terpanjang ini membutuhkan 1,5 ton singkong, gula pasir sebanyak 20 kg, 80 kg gula jawa dan 200 lebih kelapa. Proses pembuatannya dilakukan secara gotong royong oleh panitia dan warga Ambokembang.
Dengan adanya tradisi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan rasa cinta budaya dan kebersamaan antar warga Ambokembang dan sekitarnya.
Selain itu, sebagai wujud pelestarian tradisi budaya lokal yang hampir punah. Salah satunya gethuk lindri sebagai makanan khas tradisional indonesia.
Fenny Ardila