Menjaga dan Membangun Zona Integritas dikalangan Civitas Akademika IAIN Pekalongan. Adalah kalimat yang diangkat menjadi tema di Stadium General Semester Genap 2016/2017 pada Kamis, 2 Pebruari 2017 lalu, di Aula IAIN Pekalongan.
Namun, anggapan pembicara pada acara inti SG semester ini, Al-Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya dari Hadramaut, Yaman mengatakan bahwa “Tema ini terlalu global untuk perguruan tinggi agama ini, jadi saya mengganti dan mempersempitkannya menjadi Peran atau Ajaran Islam dalam mengupayakan menghadapi dan menghilangkan korupsi.”
Menurut beliau, tema ini cukup tepat untuk membahas semua zona keintegritasan diri manusia, bukan hanya dikalangan IAIN Pekalongan, terutama juga yang memiliki jabatan pemerintahan. Bersih dari korupsi dimaknai bersih dari segi Finansial dan bersih dari Administrasi kerja.
Dalam salah satu kitab hadist, Hadyun Nabawi dijelaskan bahwa sebagai seorang ummat Rosulullah, sudah tuntutan kita untuk mengikuti apa apa yang ada pada diri Rosulullah; sikap, sifat, pemikiran, hati dan segala sesuatu kebaikan dari Rosulullah. Dijelakan Bahwa semua akhlaq pada diri Rosulullah adalah tauladan bagi kita semua, dan hal sudah terkenal dan dikenal di kalangan ulama’ mengenai hal ini.
Al Habib Zaid menganggap bahwa makna Korupsi dalam literatur agama islam diartikan sebagai Al Fasad Al Bidari,yaitu sebuah kerusakan yang sangat besar. Melanjutkan pertanyaan habib diatas, korupsi berarti gabungan antara ketidakstabilan pada sisi mal (finansial) dan sisi kerja.
Dalam ensiklopedia, makna korupsi kerja adalah segala sesuatu tindakan oleh atasan atau orang yang memiliki jabatan dalam ragka memperkuat atau memperkaya diri dengan cara kebohongan, seperti kerj ayang tidak optimal, tidak loyalitas, tidak disiplin, perhitungan dan meremehkan pekerjaannya. Sedangkan bentuk negatif dari korupsi dengan harta, yakni pencurian, penipuan dan perampokan.
Tidak menjelaskan makna korupsi dari sisi agama Islam saja, beliau juga menawarkan berbagai cara dalam menghadapi dan menghilangkan korupsi dari sisi agama Islam pula, yang sudah beliau ringkas menajdi 10 poin, diantaranya:
- Merubah mindshet ata pola pikir yang salah
Selama ini manusia dibayang bayangi dengan kesenangan dan kemewahan jika memiliki kekayaan, harta yang melimpah agaknya menjadikan manusia itu tidak susah dan hidup selalu nyaman. Padahal pola pikir tersebut jauh keliru, menurut pandangan agama islam, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika kehidupan yang dijalani diridhoi Allah, maka hidup menjadi berkah tanpa terus memikirkan kekayaan.
- Memerangi akhlaq yang buruk, sebegai contoh fanatisme yang buta.
Manusia yang begitu fanatisme tanpa didasari bekal akhalq yang baik dan ilmu agama yang cukup, akan menganggap bahwa uang dan kekayaan adalah segalanya. Dari hati dan pemikiran yang seperti itulah menjadikan manusia berakhlaq yang buruk.
- Meminimalisir penyebab rusaknya sistem ekonomi
Penyebab rusaknya sisstem ekonomi disuatu negara diketahui oleh pemerintahan, jadi dalam rangka meminimalisir sebab tersebut, sudah seharusnya pemerintah mengetahui dan memberikan tindakan nyata terkait tersebut.
- Meningkatkan rasa religius pada diri manusia
Pembekalan pada masing masing agama tampaknya sudah dijelaskan betul terkait korupsi, korupsi merupakan tindakan yang buruk dan tidak seharusnya untuk dilakukan karna merugikan diri sendiri dan oranglain.
- Lemahnya kualitas diri manusia
Kualitas adalah kemampuan dari diri manusia, dan baru baru ini hampir semua manusia menjalankannya dengan cara instan. Jalan itulah yang menjadikan manusia tidak berkembang dan maju dalam ranah ekonomi. Banyak manusia yang hanya berpangku tangan, menunggu keajaiban bahwa uang dan kekayaan akan datang sendiri tanpa diundang. Dan ada lagi manusia yang menggunakan tipu daya untuk meningkatkan kekayaan diri.
Dalam satu hadist dijelaskan bahwa subhat itu bahaya. Subhat adalah segala sesuatu yang belum jelas baik asalnya dan hukumnya. Dan subhat akan menjerumuskan kit adalam bahaya itu. Sedangkan halal adalah kepastian, seorang yang mementingkan kehalalan maka akan mendapatkan kenikmatan.
Di ahir hadistnya pun dijelaskan mengenai perbaikan hati, yaitu bahwa didalam tubuh manusia terdapat segumpal darah, dan segumpal darah itu mampu memengaruhi tindakan manusia, jika baik maka akan pula tindakannya dan jika buruk akan buruk pula tindakannya.
Sesuai Firman Allah dalam surat Al-A’rof : 56 dijelaskan bahwa “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memerbaikinya…”
Firman tersebut dijelaskan oleh beliau Habib Zaid, bahwa orang yang selalu melakuka nkerusakan maka mendapatkan laknat Allah yaitu dijauhan dar rahmatNya dan mengeluarkan dia dari golongan Rosulullah SAW..
Sesuai dengan hadist Rosulullah, bahwa dijelaskan Rosulullah pernah hendak melakukan transaksai jualbeli disebuah pasar, kemudian tangan beliau dimasukkan ke tempat barang yang hendak dibeli Rosulullah, ternyata barang yang dieprjual belikan hanya terlihat baik diluar, sedang yang ada dibawahnya sudah rusak. Lalu Rosul bersabda: “Siapa yang menipu kami, maka dia bukanlah dari golonganku.”
- Membangun keadilan yang merata, seperti memberi shodaqoh dan menyalurkan zakat ke orang yang tidak berkecukupan. Seperti halnya Kholifa bin Abdul Aziz yang saat melihat rakyatnya kekurangan, beliau membantunya dengan mengambilkan kas negara.
- Menghormati semua hak ummat manusia, seperti Musyawaroh.
Berbicara mengenai Musyawaroh, teringat jelas kisah ketika pemilihan Kholifah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dilakukan dengan cara musyawarah yang mufakat. Kholifah Abu Bakar pun mengatakan ‘jika aku benar maka ikutilah aku, jika salah maka ingatkan aku. ’ dari perkataan itu, dimaknai bahwa seorang pemimpin juga tidak bisa menghindari kata salah, maka sudah kewajiban pemimpin merima kritik dan saran dari berbagai pihak mengenai dirinya. Maka disitulah, peran komunikasi antara pimpinan dan bawahan sangatlah penting, hingga menjadikan pemimpin mengtehui keluh kesah bawahan. Begitulah yang Rosulullah ajarkan dengan hidup bersama rakyatnya.
- Melarang pejabat untuk melakukan bisnis-bisnis untuk kepentingan diri sendiri.
Teringat pada kisah yang Kholifah Umar bin Abdul Aziz sejarahkan kepada kita, yakni kebijakan pemecatan terkait pejabat yang melakukan bisnis dilingkungan kerja dengan niat memerkaya diri.
Khulafaur Rasyidin merupakan salah satu contoh untuk menciptakan pejabat pejabat yang jujur dan amanah, karna keempat Kholifah tersebut bersih dari bisnis bisnis tersebut.
Pantang bagi seorang pejabat menerima hadiah selain dari gaji. Pasalnya Rosulullah pernah bersabda pada saat mematau pembagian zakat pada zamannya. Salah seorang petugas yang membagikan zakat itu berkata : ‘Sisa zakat ini adalah hadiah untuk kami’, lalu Rosulullah bersabda: ‘Apakah jika engkau diam dirumah akan mendapatkan hadiah tersbut?(itulah hakmu)’
Jadi, dijelaskan bahwa hadiah diperuntukkan sesuai dengan jabatan dan kerjanya, dan bagi seorang pejabat, hadiah untuk kerja kerasnya hanyalah hak untuk mendapatkan upah atau gaji dari atasan.
- Pengawasan dari Pemerintah
Pemerintah adalah pemimpin bagi rakyatnya, sudah menjadi tuntutannya untuk senantiasa mengawasi kebijakan pemerintahan dan adil dalam memri hukuman bagi bawahannya yang melanggar.
Dikisahkan terdapat seorang wanita dari Bani Ma’zum yang terpandang melakukan perbuatan tercela, lalu datanglah orang orang dari bani Ma’zum kepada Rosulullah unutk meringankan dan mencabut hukuman wanita tersebut. Lalu Rosulullah menjawab dengan ‘Ketahuilah, bahwa kegagalan orang dizamaan dahulu adalah ketika orang melakukan kesalahan, maka hukuman itu tergantung siapa yng bersalah, jika ia terpandang dan mulia maka ringan hukumannya. Jika seandainya putriku Fatimah mencuri, maka diapun akan aku potong tangannya.’
Habib Zaid menambahkan, salah satu untuk mengantisipasi kerusakan yng meluas, maka dengan memperberat hukuman, seperti mncuri yang dihukum dengan potong tangan.
- Semangat untuk Amanah
Karena besarnya pahala yang Allah berikan untuk orang orang yang mampu menjaga amanahnya. Pasalnya, kerugian dan kemunduran Islam terjadi karena banyak atasan, pejabat pemerintahan yang tidak amanah dalam mengemban tugas kewajibannya.
Lalu, dlahir Mauidhoh Hasanahnya beliau Habib Zaid mendoakan kepada kita, semoga kita dijauhkan dari sifat dan akhlaq tercela, beliaupun mengapresiasi dengan diadakannya acara SG yang penuh kebaikan ini, karena IAIN Pekalongan ini mengarah kepada kebaikan dan bersih dari korupsi.
Penulis : Nur Kumala
Editor : Fatoni Prabowo Habibi