• Home
  • Berita
    • Kampusiana
    • Regional
  • Analisis
    • Esai
    • Opini
    • Review
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Prosa
  • Lensa
  • Komik
  • Majalah
  • Buletin
    • Suara Mahasiswa
    • Sastra GIE
    • Srinthil
  • Agenda
  • Media Partner
LPM Al-Mizan
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • Home
  • Berita
    • Kampusiana
    • Regional
  • Analisis
    • Esai
    • Opini
    • Review
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Prosa
  • Lensa
  • Komik
  • Majalah
  • Buletin
    • Suara Mahasiswa
    • Sastra GIE
    • Srinthil
  • Agenda
  • Media Partner
  • Home
  • Berita
    • Kampusiana
    • Regional
  • Analisis
    • Esai
    • Opini
    • Review
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Prosa
  • Lensa
  • Komik
  • Majalah
  • Buletin
    • Suara Mahasiswa
    • Sastra GIE
    • Srinthil
  • Agenda
  • Media Partner
No Result
View All Result
LPM Al-Mizan
  • Home
  • Berita
  • Analisis
  • Sastra
  • Lensa
  • Komik
  • Majalah
  • Buletin
  • Agenda
  • Media Partner

Kita Hanya Sedang Lupa

LPM Al-Mizan by LPM Al-Mizan
3 Maret 2017
in Analisis, Esai
0
Kita Hanya Sedang Lupa
Share on FacebookShare on TwitterShare on WA

Hidup adalah melawan lupa. Sejak lahir manusia sudah dipaksa lupa dari masa sebelum ia terlahir. Kemudian lupa masa-masa kecil, dan seterusnya. Manusia dituntut untuk mengetahui asal-usulnya, super ego berusaha mengingatkan hal-hal tersebut, agar mengetahui sesungguhnya id yang ada dalam diri manusia. Dan ego berperan dalam hal keduanya. Dorongan untuk menyejajarkan keduanya. Barangkali begitu jika psikoanalisa Freud diaplikasikan.
Kelupaan-kelupaan ini, akan menimbulkan bencana bagi si pelupa, maupun akan berimbas pada orang-orang disekitarnya. Lupa serupa penyakit yang menular, yang tanpa sadar seseorang telah terjangkit. Maka dari itu dibutuhkan pengingat, agar kelupaan ini tidak semakin bertambah. Karena apabila kelupaan dibiarkan, akan sulit si pengingat untuk mengingatkan.
Pada akhir tahun sampai dengan bulan Februari kemarin, ada fenomena kelupaan masal. Kita melihat betapa ramainya saat pilkada serentak diselenggarakan, baik saat masa kampanye hingga saat hari-H.
Pilkada dilakukan di 101 daerah di Indonesia, tetapi pemberitaan di media, maupun pembahasan-pembahasan di dunia maya, terforsir hanya pada satu daerah, Jakarta. Bahkan ketua KPU Jakarta menyampaikan hal bernada demikian ketika debat ke tiga pilkada Jakarta.
Rakyat Indonesia seolah terbagi menjadi dua kubu. Kubu Ahok dan Kubu yang penting bukan Ahok. Barangkali penyebab ini adalah Ahok diduga telah menistakan agama. Kita masih ingat bagaimana jutaan massa berdemo di Jakarta.
Pasca kejadian itu, semakin bertambahlah jarak orang yang pro dan kontra Ahok. Mereka perang opini di media sosial, tidak jarang menyebarkan aib yang belum tentu benar. Di sini hoax mempunyai jalan, yaitu kelupaan seseorang.
Mereka telah lupa pada hati nurani, karena derasnya informasi, baik yang benar ataupun hoax. Pemberitaan-pemberitaan dari media pun dari judul sudah terlihat memprovokasi. Akibatnya banyak yang tersulut, kemudian orang-orang yang tadinya tidak menanggapi, akan mulai tertarik menanggapi.
Manusia cenderung mengikuti arus, mereka mengikuti arus agar dilihat eksistensinya, apalagi jika menyangkut SARA. Para bedebah memanfaatkan hal tersebut untuk maksud jahatnya dan bisa dikatakan hal itu berhasil. Para bedebah adalah kejahatan yang secara halus menelusup di hati manusia, itulah penyebab manusia hipokrit tercipta.
Di bulan yang baru ini, kita harus berusaha mengingat apa yang telah terlupa di bulan-bulan sebelumnya. Tidak ada manusia yang terbebas dari kelupaan, karena manusia memang hakikatnya terlahir untuk mengingat suatu kelupaan. Kelupaan pada Sang Penguasa Semesta.
Membenci adalah suatu kewajaran. Tapi membenci seseorang adalah suatu kesalahan. Karena bukan personal manusia yang layak dibenci, tapi suatu kekejian yang telah melekatinya. Semua manusia ingin dimanusiakan dan harus memanusiakan manusia. Hal satu ini yang sering terlupakan.

Penulis : Inet Bean

ArtikelTerkait

PPMI DK Pekalongan, Celetuk Media Alter Kota Kreatif

Re-launching Aplikasi LPM Al-Mizan, Media Utama Mahasiswa IAIN Pekalongan

Buletin Sastra GIE “Sillage” Edisi Juni 2020

Tags: diskusilpm almizanlpmalmizanlupamanusia
LPM Al-Mizan

LPM Al-Mizan

Related Posts

Pict by: Dewi Lutfiyani

Toga Wisuda, Busana Sakral Hanya Untuk Gelar Sarjana

4 September 2023
Ketika Komersialisasi Pendidikan di Indonesia Kian Sempurna, Masa Depan Hanya untuk Orang Kaya!

Ketika Komersialisasi Pendidikan di Indonesia Kian Sempurna, Masa Depan Hanya untuk Orang Kaya!

14 Agustus 2023
Resensi Buku Life as Divorcee: Mendapatkan Hidupnya Lagi Setelah Bercerai

Resensi Buku Life as Divorcee: Mendapatkan Hidupnya Lagi Setelah Bercerai

5 Agustus 2023
Ilustrasi by: Dewi Lutfiyani

Demokrasi di Era Digital, Bagaimana Perspektif Hukum Tata Negara?

24 Juli 2023
Ilustrasi by: Nanda Nisrina

Memandang Arti Sebuah Perhatian

14 Juli 2023
Ilustrasi by: Kontan Images

Sistem Pemilu Proporsional Terbuka, Ajang Selebritis Mendulang Suara Rakyat

15 Juni 2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Tentang Kami
  • Pengurus
  • Kode Etik PPMI
  • Kontak Kami
  • Kirim Tulisan

LPM Al Mizan © 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Kampusiana
    • Regional
  • Analisis
    • Esai
    • Opini
    • Review
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Prosa
  • Lensa
  • Komik
  • Majalah
  • Buletin
    • Suara Mahasiswa
    • Sastra GIE
    • Srinthil
  • Agenda
  • Media Partner
  • Login
  • Sign Up

LPM Al Mizan © 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In